Lumajang, investigasi.today – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meresmikan DAM Boreng untuk memulihkan produktivitas pertanian guna mewujudkan ketahanan pangan di Kabupaten Lumajang.
Renovasi DAM Boreng tersebut menggunakan dana APBD Provinsi Jawa Timur tahun anggaran 2024 senilai Rp13,1 miliar.
“Tujuan renovasi DAM Boreng untuk memulihkan aliran air ke lahan pertanian di tiga desa terdampak sekaligus upaya memulihkan produktivitas pertanian dan mewujudkan ketahanan pangan di kawasan tersebut,” kata Khofifah di Lumajang, Sabtu (8/3).
Menurutnya kegiatan renovasi itu sangat penting bagi tiga daerah yang bergantung pada sistem irigasi untuk menunjang perekonomian lokal, terutama di sektor pertanian.
Peresmian DAM Boreng membawa kabar baik bagi petani dan masyarakat sekitar karena sudah lebih dari 4 tahun petani tidak bisa bercocok tanam secara optimal. Penyebabnya, DAM Boreng jebol sehingga air dari Kali Asem yang merupakan sumber air daerah irigasi tidak bisa dibendung dan dialirkan melalui jaringan irigasi yang ada.
Padahal bangunan utama daerah irigasi Boreng ini melayani area irigasi lahan seluas 306 hektare di tiga desa, yaitu Desa Boreng, Desa Blukon dan Kelurahan Rogotrunan.
“Situasi itu menimbulkan ancaman serius terhadap ketahanan pangan di wilayah tersebut mengingat sebagian besar masyarakat setempat bergantung pada pertanian,” tuturnya.
Bahkan saat musim kemarau, lanjut dia, tiga daerah itu mengalami kekeringan, sehingga mengakibatkan gagal panen di area pertanian yang cukup luas bahkan sumur pun mengalami kekeringan.
“Akibat kerusakan itu, produktivitas pertanian menurun drastis dan petani mengalami kerugian besar karena tidak adanya aliran air untuk mengairi sawah mereka,” katanya.
Hal tersebut berimplikasi pada peranan Provinsi Jawa Timur yang merupakan lumbung pangan nasional dan sebagai provinsi penghasil padi terbesar di Indonesia selama 5 tahun terakhir, termasuk Kabupaten Lumajang yang memberikan kontribusi terhadap capaian tersebut.
Peran aktif Pemprov Jatim dalam proyek mencerminkan kolaborasi antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten dalam menangani masalah-masalah infrastruktur kritis, yang jika tidak segera diperbaiki dapat mengakibatkan kerugian lebih lanjut, khususnya bagi masyarakat Lumajang.
“DAM Boreng merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui kegiatan rehabilitasi infrastruktur sumber daya air yang memadai,” tuturnya.
Khofifah berharap Pemkab Lumajang memanfaatkan infrastruktur DAM Boreng sebaik-baiknya, sehingga memberikan nilai tambah bagi daerah, memberikan keuntungan bagi masyarakat khususnya petani dan meningkatkan produksi pertanian bagi daerah.
“Berfungsinya DAM Boreng menjadi infrastruktur penting, memperkuat ketahanan pangan serta memperkuat ketahanan air,” ujarnya.
Sementara itu, warga Desa Blukon, Mulyadi yang sehari-hari bekerja sebagai petani padi dan palawija mengaku bahagia sekaligus mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Jatim dan Pemkab Lumajang yang membangun dan menyelesaikan DAM Boreng.
“DAM Boreng ibarat jantungnya petani Boreng dan Blukon karena sangat membantu sekaligus memperbaiki hasil panen petani,” ujarnya. (Asep)