Lamongan, Investigasi.today – Sapi kurban milik Ketua DPRD Provinsi Jatim, Kusnadi mengamuk saat akan disembelih di Desa Puter, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan, Minggu (10/7/2022). Warga yang berada di lokasi penyembelihan sempat kesulitan menjinakkan sapi berbobot 1 ton tersebut.
Untungnya, sapi ini tak sampai lepas dan masuk ke permukiman warga. Salah seorang panitia kurban Fujika Sena, mengatakan sapi tersebut mengamuk saat didekati oleh warga.
Tak hanya itu, sapi itu juga terus berputar-putar dan berjingkrak saat mau dibawa ke lokasi penyembelihan.
“Sapi yang ngamuk ini merupakan sapi kurban dari Ketua DPRD Provinsi Jatim, Pak Kusnadi,” katanya, Minggu (10/7/2022).
Meski tidak sampai lepas dari tali kekangnya, amukan sapi ini cukup membuat warga di lokasi harus bersusah payah menjinakkannya.
Apalagi saat banyak warga yang mengitarinya, sapi jenis Simental tersebut justru berusaha untuk melepaskan diri. Nahasnya, pawang sapi yang datang pun tak mampu menguasai sapi jenis Simental itu.
“Sekitar 10 orang warga berupaya mengepung sapi tersebut dan berusaha mengikat kaki sapi dengan tali. Namun, usaha ini juga gagal karena sapi terus mengamuk dan berjingkrak,” terangnya.
Selang sejam kemudian, barulah sapi yang memiliki bobot jumbo ini mampu dijinakkan. Sapi tersebut tampak kelelahan.
“Bobotnya yang jumbo membuat sapi sulit untuk dikuasai dalam waktu singkat. Setelah hampir 1 jam mengamuk, sapi baru bisa kuasai oleh warga untuk kemudian disembelih,” bebernya.
Aksi sapi yang mengamuk ini pun sontak mencuri perhatian banyak warga sekitar. Warga yang mengetahui kejadian ini segera berduyun-duyun datang ke lokasi untuk menonton prosesi penyembelihan yang dilangsungkan di halaman Masjid Baitul Muttaqin, Desa Puter, Kecamatan Kembangbahu.
“Daging kurban akan dibagikan ke semua warga desa sini, tanpa terkecuali,” ucapnya.
Sekadar diketahui, pada Hari Raya Iduladha kali ini, panitia kurban Desa Puter, Kecamatan Kembangbahu telah menyembelih 7 ekor sapi dan 25 ekor kambing yang kemudian dagingnya dibagikan kepada semua warga desa setempat. (Slv)
