Gresik, Investigasi.today – Setelah ramai diberitakan, Ketua Komisi II DPRD Gresik Asroin Widiana akhirnya melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pudak Galeri dan menemukan fakta, bahwa gedung yang digadang menjadi pusat UMKM dan aneka kuliner khas Gresik itu sepi pengunjung lantaran minim terobosan dan inovasi.
Fakta itu mengemuka setelah Anggota Fraksi Golkar DPRD Gresik ini melihat hanya ada 2 stan pedagang yang masih bertahan, yakni penjual minuman di lantai 1 dan pedagang kopi di lantai 2. Sedangkan stand lainnya tampak kosong dan tidak ada aktifitas.
“Yang harus dipikirkan sekarang adalah bagaimana Pudak Galeri dengan sarana-prasarana bisa hidup. UMKM bisa kerasan (betah) dan pengunjung datang. Makanya, Diskop harus punya terobosan untuk meramaikan,” tegas Asroin, Kamis (7/7).
Dalam kesempatan tersebut, Asroin yang didampingi Plt Kepala Diskoperindag, Malahatul Farda juga berbincang dengan penunggu stan yang masih buka di Pudak Galeri. Ketua Komisi II DPRD Gresik itu menyampaikan bahwa, gedung tersebut dibangun untuk memberdayakan UMKM di Kota Pudak.
“Dulu setelah selesai kontruksi, sarana dan prasarana harus diserahkan, sehingga OPD dalam pengelolaan bisa maksimal,” tandasnya.
Mencukupi sarana dan prasarana itu penting, lanjutnya. Sebab, Pudak Galeri bisa hidup dengan fasilitas yang memadai. Karena itu, Asroin memberikan saran jangan sampai pembangunan Pudak Galeri tidak sesuai perencanaan awal.
“Makanya, kami akan mencarikan solusi mengapa Pudak Galeri tak bisa jalan sesuai rencana awal,” tuturnya.
Asroin menegaskan, Komisi II DPRD Gresik bakal menggelar rapat evaluasi triwulan II terkait kondisi Pudak Galeri. Mengingat, bangunan yang dibuka lagi sejak awal November 2021 itu menjadi tanggung jawab sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD).
“Rencana akan kami lakukan pemanggilan Diskop dan OPD terkait untuk evaluasi triwulan,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Gresik, Malahatul Farda menyebut, sepinya UMKM yang berjualan di Pudak Galeri bukan karena pihaknya tidak berupaya. Namun ada beberapa faktor yang menyebabkan pedagang ogah berjualan.
“Di antara para UMKM tak lagi berjualan di Pudak Galeri, karena punya stan banyak di tempat lain. Sementara stan di Pudak Galeri tak ada yang menunggu. Juga ada pemilik stan yang rumahnya jauh. Jalan yang dilewati macet. Sehingga, pilih tak jualan,” ungkapnya.
Fardah menjelaskan, Diskoperindag Gresik terus berupaya untuk meramaikan Pudak Galeri dengan OPD terkait. Seperti, dinas perhubungan yang mengelola parkir pengunjung.
“Dishub akan evaluasi jam parkir. Kemudian, rekayasa lalu lintas untuk pengunjung,” kata Farda.
Dia pun tidak menampik, aset pengelolaan gedung Pudak Galeri belum diserahkan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) setelah selesai dikerjakan. Farda mengajak bersama-sama untuk evaluasi kekurangan dan meramaikan Pudak Galeri.
“Saya mohon masukan untuk meramaikan Pudak Galeri,” ucapnya.
Sebagai upaya untuk meramaikan Pudak Galeri, lanjut Farda, pihaknya saat ini terus mengadakan beragam acara dengan mengundang berbagai pihak.
“Hari ini Diskop kerja sama dengan Bank BCA untuk pelatihan UMKM e-Katalog dengan Blibli.com. Ini bagian upaya kami untuk meramaikan Pudak Galeri,” ungkapnya.
Disinggung soal kondisi Pudak Galeri yang panas, mantan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Gresik itu berjanji segera mengusulkan adanya perbaikan infrastruktur sehingga penjual dan pembeli bisa kerasan. (Van)