
Banyuwangi, investigasi.today – Rabu (13/07) berlangsung acara pisah sambut kepala sekolah SMPN 1 Genteng dari Mohammad Sodig kepada Ali Mustofa yang dihadiri oleh forpimka beserta jajaran, kepala dinas pendidikan (Suratno), ketua dewan pendidikan (Sulihtyono), komite, segenap dewan guru serta tamu undangan
Dalam sambutannya kepala dinas pendidikan kabupaten Banyuwangi menyampaikan terkait dengan beberapa dosa besar pada dunia pendidikan .
Ada 3 dosa besar pendidikan di Indonesia
1.PerundunganBukan hanya siswa kepada siswa tapi juga orang tua kepada siswa, kepala sekolah kepada guru, guru kepada guru termasuk murid kepada gurunya, jadi imbal balik kepada semuanya” “jangan ada perundungan atau buliying, buliying bukan hanya main tangan atau hubungan fisik, buliying paling berat perundungan menggunakan kata-kata yang menyakitkan hati. Mohon menjadi atensi kita semuanya”
“2.Kekerasan seksual.Datangnya dari orang tua kepada anaknya sendiri, antara guru dengan anak.Semua peluang maupun semua suasana yang kira-kira akan menimbulkan perilaku seperti itu saya minta untuk ditutup dengan tegas.
Tidak boleh ada ada les di sekolah maupun di rumah kan tidak ada ujian nasional tidak ada ujian sekolah berstandar nasional buat apa les sebagai gantinya kami akan menuntut guru agar anak didiknya dibuat layak dalam kemampuan literasi maupun memorasi cukup di sekolah, kalaupun dia akan memperkaya dan memperdalam biarlah itu menjadi ranah bimbel-bimbel yang secara legal formal”.
“Kepala sekolah agar bisa menjaga keharmonisan semua keluarga guru, jadi guru wajib keluarganya harmonis karena itu suatu bentuk jaminan tidak ada penyimpangan perilaku dari guru dan ada proses pembelajaran berkualitas kepada anak didiknya.Banyuwangi peringkat tiga angka perceraian paling banyak pegawai negeri dan paling banyak dari guru.
Anak -anak merupakan tanggung jawab kita sekalipun itu terjadi di luar sekolah maupun di rumah, tetap dalam kontrol kita”
“Kepada kepala sekolah dan semua pihak kegiatan home vesit dilakukan untuk semua siswa bukan hanya anak yang berkasus saja bahkan minimal dilakukan dua kali dalam setahun yaitu diawal semester , begitu masuk sekolah ada pekan kunjungan ke rumah siswa, ketemu dengan orang tua siswa dan mengecek rumahnya kayak apa ,siapa saja yang ada di rumah sehingga potensi yang macam macam kelihatan sekalian kita menjalankan amanah dan arahan Bupati Banyuwangi bahwa tugas kita bukan hanya mendidik anak-anak tapi juga supporting terhadap kebijakan Pemerintah Daerah dalam memberikan pelayanan dasar kepada masyarakat barangkali ada orang tua sakit tidak bisa berobat, ada rumah tidak layak huni”
“Dalam kurikulum merdeka pembelajaran anak anak harus diperlakukan secara individual, jadi nantinya guru harus tahu karakteristik dan latar belakang sosial ekonomi budaya supaya tidak disamaratakan”.
“3.Intoleransi.Keharmonisan,anti intoleransi harus dibangun pada anak-anak, potensi konflik sekecil apapun harus sudah dihilangkan. Kalau Pendidikan ingin lebih maju jangan ada budaya lebih tinggi antara pimpinan dengan bawahan, antara guru dengan siswa”.
Dalam kesempatan tersebut kepala dinas pendidikan juga menyampaikan arahan serta amanat dari Bupati Banyuwangi terkait dengan optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana sekolah antara lain gedung sekolah, perpustakaan dan UKS serta akses pendidikan dan kualitas pendidikan.
“Ada arahan dari Ibu Bupati yang harus dilakukan oleh kepala sekolah terkait dengan optimalisasi penggunaan sarana dan prasarana sekolah juga ada hubungannya dengan kebutuhan dasar implementasi kurikulum merdeka- Gedung sekolah tidak harus mewah yang terpenting rapi dan bersih, cat sekolah cukup warna putih karena bagus untuk menjaga psikologis anak anak dalam belajar.
Selain bersih dan rapi yang terpenting kebermanfaatanya jangan sampai ada ruangan yang tidak bisa dimanfaatkan – Perpustakaan jumlah bukunya lebih dari seribu kalau kurang belum bisa dikatakan perpustakaan tapi pojok baca.
Perpustakaan yang baik bukan yang ada dan lengkap tapi memang bener -bener diimplementasikan, operasionalnya jalan dan menjadi tempat paling favorit anak-anak pada waktu istirahat – UKS bukan asal ada tapi lembaga dengan ruangan yang bisa membangun budaya yang bersih dan sehat, harus bisa menjadi motor dalam motivator serta fasilitator bagaimana anak anak bisa menerapkan daya hidup bersih dan sehat – Untuk SMP Ruang bimbingan konseling, BK bukan ‘house dog’ yang menakut nakuti, di sekolah kalau masih ada anak anak punya persepsi dipanggil BK berarti bermasalah berarti belum berhasil”
“Tugas dinas pendidikan amanat dari ibu Bupati yang diturunkan sampai tingkat sekolah ;1.Akses pendidikan yang harus meningkat dan menguat-Akses pendidikan untuk anak-anak yang sedang bersekolah atau diusia sekolah nanti arahnya untuk meningkatkan harapan lama sekolah -Pastikan tidak ada anak yang belum bersekolah disekeliling sekolah -Pastikan tidak ada anak yang putus sekolah, tidak boleh ada anak yang drop out apapun alasannya 2.Kualitas pendidikan.
Implementasi kurikulum merdeka”, terang Suratno.(Widodo)