
Lamongan, Investigasi.today – Status Sungai Bengawan Solo yang melintasi kawasan di Kabupaten Lamongan kini berubah menjadi siaga merah, Sabtu (4/3/2023). Hal itu diakibatkan oleh debit air di Bengawan Solo yang terus mengalami kenaikan.
Berdasarkan data yang diserap dari BPBD Lamongan, naiknya debit air sungai terpanjang di Jawa tersebut berimbas pada terdampaknya sejumlah desa di 2 (dua) kecamatan di Lamongan, yakni Kecamatan Babat dan Kecamatan Laren.
Tak hanya itu, berubahnya status Bengawan Solo menjadi siaga merah itu juga ditandai dengan adanya papan ukur yang terpasang di Babat Barrage (Bendung Gerak Babat) Lamongan, di mana per hari ini menunjukkan angka 7.41 skala phiescal, dengan kecenderungan semakin naik.
“Papan ukur yang ada di Bendung Gerak Babat saat ini sudah siaga merah dengan ketinggian air 7.41 skala phiescal. Tujuh pintu air yang ada di Babat Barrage juga sudah dibuka,” kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamongan Muhammad Muslimin, Sabtu (4/3/2023).
Selain di Babat Barrage, Muslimin menyebut, hal yang sama juga terlihat di 2 papan ukur lainnya yang berada di Kecamatan Laren dan di Kecamatan Karanggeneng. Keduanya menunjukkan status siaga merah. “Papan ukur yang ada di Laren sudah masuk siaga merah yakni ketinggian air mencapai 5.62 skala phiescal. Begitupun dengan papan ukur di Karanggeneng yang juga berstatus siaga merah dengan ketinggian air 4.37 skala phiescal,” beber Muslimin.
Mengenai penyebab naiknya debit air di Bengawan Solo, menurut Muslimin, disebabkan oleh tingginya intensitas hujan yang mengguyur wilayah hulu dalam beberapa pekan terakhir. Tak terkecuali di kawasan Kabupaten Lamongan sendiri.
Kendati demikian, Muslimin mengaku bahwa luapan air sungai Bengawan Solo di Lamongan ini masih terkendali. Pasalnya, terdapat floodway dari Plangwot hingga Sedayulawas Kecamatan Brondong sepanjang 30 kilometer yang cukup menbantu situasi ini.
Selain itu, sambung Muslimin, sejumlah personil BPBD Lamongan juga telah diterjunkan dan disiagakan di sejumlah titik untuk melakukan pengecekan pintu air. “Para personil disiagakan untuk memantau kondisi terkini debit air dan pintu air. Kami juga menyiapkan berbagai langkah antisipasi bila terjadi luapan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Muslimin mengimbau agar masyarakat yang tinggal di sekitaran bantaran Bengawan Solo untuk meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaannya, utamanya mereka yang tinggal di desa-desa terdampak yang berada di Kecamatan Babat dan Laren.
Beberapa desa/kelurahan tersebut meliputi Kelurahan Banaran di Kecamatan Babat. Lalu Desa Laren, Desa Plangwot dan Desa Pesanggrahan di Kecamatan Laren. “Ketinggian air yang masuk ke rumah warga rata-rata 20 centimeter. Kami imbau warga agar lebih hati-hati,” pungkasnya. (Slv)