Subang,investigasi.today -Banyak versi tentang kisahnya tapi kira-kira begini mitos Tanjakan Emen bermula. Pada era 1960-an, jalan raya Bandung-Subang masih mencekam saat malam dan belum seramai sekarang. Tersebutlah Emen, sopir pengangkut sayuran yang sering pulangi-pergi Bandung-Subang. Kala itu, ia satu-satunya orang yang berani melewati jalan itu saat malam.
Sekali waktu, entah karena apa, kecelakaan menimpanya. Ia tewas di tanjakan di sekitar kawasan Ciater. Emen terjabak dalam mobil yang terbalik dan terbakar hidup-hidup.
Masyarakat sekitar percaya arwah Emen bergentayangan setelah persitiwa itu dan kerap mengganggu pengguna jalan yang melintas di sana.
Setelah kematiannya, banyak kejadian rem blong dan mobil yang melaju tak terkendali yang mengakibatkan kecelakaan parah dan memakan korban jiwa. Bagi yang percaya, semua peristiwa itu terjadi karena ulah Emen.
Kawasan Tanjakan Emen merupakan salah satu daerah yang sangat rawan terjadinya kecelakaan lalulintas yang selalu memakan korban jiwa, seperti kecelakaan maut yang menewaskan 27 orang seminggu lalu Dengan segala upaya.
Dirjen Perhubungan Darat dan pemerintah provinsi Jawa Barat akan berupaya semaksimal mungkin untuk membangun aspek aspek keselamatan di tanjakan tersebut agar kecelakaan tidak terulang lagi.
Dalam acara doa bersama untuk mendoakan 27 korban kecelakaan maut di Tanjakan Emen, dirjen perhubungan darat, pemerintah provinsi Jawa Barat, pemerintah daerah Subang dan masyarakat Kampung Ester Desa Ciater sepakat mengganti Nama Tanjakan Emen.
“Kita dari pemerintah dan masyarakat setempat sepakat, mulai Jumat sudah mengganti nama menjadi Tanjakan Aman,” kata Budi Setiadi usai menggelar doa bersama.
“Semoga dengan digantinya nama berharap tidak terjadi lagi kecelakaan lalulintas yang menimbulkan korban jiwa,” lanjutnya.
Perlu diketahui, lanjut Budi, nama Emen berasal dari nama korban laka saat1965. “Jadi kasian juga sama arwah almarhum yang selalu dikaitkan sebagai penyebab kecelakaan dilokasi ini,” tuturnya.
Dan mudah mudahan tidak terulang lagi kejadian kejadian seperti sebelumya, Amin. (ida)