Surabaya, investigasi.today –
Sebelum berangkat untuk mengikuti Kompetisi Robot Indonesia (KRI) tingkat Nasional di Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY) pada 11-14 Juli mendatang, Tim Robotika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya dibekali masukan positif dari Rektor ITS Prof Ir Joni Hermana MScEs PhD di Gedung Pusat Robotika ITS, Jumat (6/7).
Berbekal pengalaman dari KRI Regional IV di Malang, Mei lalu, Koordinator Pembimbing Tim Robotika ITS, Rudy Dikairono ST MT yakin bahwa kelima tim ITS yang akan bertanding di Yogyakarta ini dapat menampilkan yang terbaik. “Kami sudah mengevaluasi kekurangan-kekurangan kami pada KRI Regional IV dengan meningkatkan kemampuan robot-robot yang nantinya akan dilombakan,” ujarnya.
Kelima tim yang akan berangkat adalah tim KRAI (Kontes Robot ABU Indonesia), KRPAI (Kontes Robot Pemadam Api Indonesia), KRSTI (Kontes Robot Seni Tari Indonesia), KRSBI (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia) Humanoid dan KRSBI Beroda. Tim robotika ini akan membawa 12 robot rancangan mahasiswa ITS.
Pria yang akrab disapa Rudy ini menjelaskan, berdasarkan catatan kompetisi KRI Regional IV, lima tim tersebut mengalami peningkatan yang signifikan terutama dari segi kecepatan dan ketepatan dalam menyelesaikan tugasnya. “Tim KRAI yang telah menjadi juara satu pada KRI Regional IV sekaligus sebagai tim unggulan kami, telah berhasil kami tingkatkan kecepatannya dari 36 detik menjadi 26 detik,” ungkap dosen Teknik Elektro ini.
Berkaca dari pengalaman KRI Regional IV juga, Rudy berharap timnya dapat lebih tenang dalam menghadapi lawan jika nanti ada perubahan-perubahan peraturan yang mendadak. “Oleh karena itu, semua anggota tim juga sudah kami bekali mental yang kuat agar dapat menyesuaikan situasi dan kondisi yang tidak diinginkan nantinya,” imbuh alumnus ITS tahun 2002 ini.
Ketiga tim yang belum berhasil menjadi juara pertama dalam KRI Regional IV, di antaranya KRSBI Humanoid, KRPAI, dan KRSTI mendapat evaluasi yang lebih dari para pembimbing. Performa dari ketiganya juga sudah ditingkatkan menjadi lebih baik.
KRSBI Humanoid (berkaki) dan KRPAI telah diperbarui dari segi programnya. Robot KRSBI berkaki ditingkatkan programnya menjadi lebih akurat dalam mendeteksi posisi bola. Sedangkan KRPAI ditambah beberapa program agar jarak deteksi sensor menjadi lebih luas. “Pada KRPAI Regional IV lalu, robot mengalami kendala pada bagian pendeteksi yang memiliki titik buta, oleh karena itu kami luaskan lagi jarak deteksinya,” papar dosen yang juga pembimbing Tim Roboboat Barunastra ITS.
Untuk kategori KRSTI mengalami banyak perubahan. Perubahan yang pertama adalah pada kostumnya, kostum didesain menjadi lebih menarik dengan pernak-pernik yang lebih banyak. Selain itu, gerakan robot KRSTI dibuat menjadi lebih ekstrim, yakni gerakan mengangkat kaki yang sebelumnya belum ditampilkan pada KRI Regional IV.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor ITS juga berpesan kepada para tim bahwa sebagai seorang juara harus mampu menghadapi segala kesulitan yang muncul. “Sebagai seorang juara faktor-faktor eksternal yang muncul saat bertanding bukan suatu alasan,” tutur Prof Joni Hermana mengingatkan.
Orang nomor satu di ITS ini juga menyampaikan, bahwa bertanding tidak semata-mata mengejar juara. Tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab kepada Indonesia sebagai kampus terdepan dalam hal teknologi, khususnya robotika dengan menjadi juara agar dapat mewakili Indonesia di kancah internasional. “Setelah tim KRSBI Humanoid (Ichiro, red) menang dalam kompetisi RoboCup 2018 di Montreal, Kanada, kita juga harus menang dalam KRI kali ini agar menjadi wakil resmi dari Indonesia di kancah internasional,” tegasnya menyemangati. (HUMAS ITS)