Surabaya, investigasi.today – Era reformasi dan kemajuan teknologi mendorong banyak perubahan, termasuk sektor pelayanan publik. Masyarakat mulai kritis dan menuntut adanya pelayanan publik yang ramah, cepat dan terpusat. Guna mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan sinergi yang kuat antar instansi di pemerintahan.
Salah satu tantangan dalam dunia birokrasi saat ini adalah soal sinergitas, bagaimana antara satu OPD dengan yang lainnya bisa kolaborasi demi mewujudkan pelayanan publik yang prima bagi masyarakat, tegas Wakil Gubernur Jatim, Drs. H. Saifullah Yusuf saat membuka Pelatihan Kepemimpinan DPW dan DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) se-Jawa Timur Angkatan I dan II di Badan Diklat/Badiklat Provinsi Jatim, Jalan Balongsari Tama Surabaya, Jumat (20/10).
Gus Ipul, sapaan lekat Wagub Jatim mengakui, ego sektoral masih sering muncul di setiap instansi. Bila terus dibiarkan, hal ini akan menghambat pelayanan bagi masyarakat. Sudah waktunya saat ini kita meningkatkan sinergi dan menghilangkan ego sektoral, masyarakat harus jadi prioritas kita semua sebagai pelayan masyarakat, tegasnya.
Selain sinergi, lanjutnya, yang harus ditingkatkan adalah inovasi. Para ASN dituntut memiliki inovasi baru terkait dengan pelayanan publik. Oleh karena itu, ia berharap para peserta sepulang diklat bisa mengembangkan ilmu dengan menciptakan inovasi-inovasi baru di bagiannya masing-masing.
Ia juga menggambarkan bagaimana dulu perusahaan taksi seperti Blue Bird sangat menguasai pasar. Kemudian lahirlah beberapa bisnis taksi online seperti Go-jek, Grab dan Uber yang diminati pasar. Yang mampu berinovasi dialah yang akan jadi pemenang, terangnya.
Terkait pelaksanaan diklat bagi para perawat ini, Gus Ipul sangat menyambut baik. Menurutnya perawat adalah orang yang berhadapan langsung dengan pasien. Selain itu, perawat merupakan profesi yang berkaitan langsung dengan tugas-tugas kemanusiaan yang menuntut keikhlasan dan pengabdian.
Pemprov Jatim, lanjutnya, terus berupaya meningkatkan kualitas perawat. Termasuk menambah jumlah perawat terutama di pedesaan. Alhamdulillah program ini berjalan lancar, saya berterimakasih kepada teman-teman perawat, kata orang nomor dua di Jatim ini.
Sementara itu, Kepala Badiklat Jatim, Dr. A. Mudjib Maffan, M.Kes mengatakan tujuan pelaksanaan diklat ini untuk meningkatkan kompetensi kinerja, membangun integritas dan moral, serta membangun karakter pribadi yang bertanggung jawab. Pelatihan angkatan 1 DPW dan DPD PPNI diikuti sebanyak 30 orang. Untuk diklat pengembangan kapasitas tenaga kediklatan diikuti sebanyak 30 orang yang berasal dari Badiklat Jatim dan BKD se-Jatim. Sedangkan Diklat kepemimpinan tingkat III diikuti 75 orang yang terdiri dari 59 laki-laki dan 16 perempuan. Selain dari Jatim, ada beberapa peserta yang berasal dari provinsi lain seperti NTT dan Papua, terangnya.
Selain diklat kepemimpinan DPW dan DPD PPNI, pada kesempatan yang sama Wagub Jatim juga membuka diklat pengembangan kapasitas tenaga kediklatan dan penutupan diklat kepemimpinan tingkat III Angkatan 58 dan 59. (yit)
Wagub Jatim Dorong Sinergitas Antar Instansi
RELATED ARTICLES