Tuesday, July 8, 2025
HomeBerita BaruJatimWakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Bersama Jajaran Komisi II Gelar Sidak Proyek...

Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto Bersama Jajaran Komisi II Gelar Sidak Proyek Molor Akhir Tahun 2021

Mojokerto, Investigasi.today – Wakil Ketua DPRD Kota Mojokerto H. Junaedi Malik, SE, bersama Jajaran Komisi II DPRD Kota Mojokerto mengelar Inspeksi Mendadak (Sidak), Rabu (29/12) dibebera titik proyek yang sedang dibangun oleh Pemerintah Kota Mojokerto di akhir tahun 2021 ini.

Namun saat Sidak tersebut, Gus Joened, sapaan akrab H. Junaedi Malik yang merupakan Koordinator Komisi II DPRD Kota Mojokerto itu merasa kecewa dan kesal dengan hasil pengerjaan proyek yang dikerjakan tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dan terkesan molor.

“Sidak yang kita lakukan di beberapa titik lokasi proyek sebagai bentuk menjalankan fungsi pengawasan, Kita semua tau di bulan desember mendekati akhir tahun 2021 ini kita melihat beberapa pekerjaan fisik infrastrktur bnyak yg belum selesai, bahkan rata rata baru menyentuh 40 persen,satu sisi kontrak nya sudah melewati batas akhir jadwal pelaksanaan,” ucap Gus Joened saat melakukan Sidak.

Dijelaskan oleh Kader PKB ini, setelah diri nya dan Komisi II DPRD Kota Mojokerto Turun sidak ke lokasi proyek langsung fakta yang ada memang banyak pekerjaan fisik yang kedodoran target pelaksanaan nya,di lapangan kelihatan kedodoran, matrial berserakan sehingga terlihat amburadul, misal pekerjaan saluran drainase u- geter sepanjang jalan mojopahit dan beberapa titik lain tersebar di beberapa jalan dan wilayah lingkungan.

Namun yang lebih parah lagi kata Gus Joened, yaitu pekerjaan tugu alun -alun dan pekerjaan taman budaya yang jelas- jelas fakta di lapangan belum selesai, bahkan pekerjaan alun -alun tenaga kerja nya Sudah berhenti ber-aktifitas banyak yang pulang, beberapa lokasi tersebut merupakan tempat keramain dan fasum.

Gus Joened juga mengatakan bahwa persoalan tidak selesai nya proyek di lapangan dan terlihat berantakan matrial di sekitar nya sangat berdampak merugikan masarakat terkait kelancaran, keamanan kenyamanan, mobilitas masarakat, misalnya kelancaran ekonomi di pusat perniagaan Mojopahit, belum juga berfungsi, saluran saat musim hujan malah berpotensi terhambat.

Sedangkan satu sisi lain, kata Gus Joened output dari fungsi pembangunan tersebut tidak bisa di rasakan masarakat secara langsung sampai batas waktu nya dan jelang akhir tahun ini karena keterlambatan dan kedodoran pelaksanaan proyek tersebut.

Gus Joened juga menegaskan, bahwa satu sisi pasti juga berdampak merugikan pemerintah dengan tidak selesai sampai batas waktu ini, bahkan dalam posisi akhir tahun anggaran ini sedikit menggangu sistem keuangan daerah di saat akhir tahun seperti ini menjadi kewajiban pemerintah untuk menuntaskan penyerapan anggaran program kerja secara baik dan optimal sesuai target yg terukur sehingga capaian dan outpunya bisa sesuai dengan harapan.

Sementara persoalan lemah nya pelaksanaan fisik infrastruktur ini, kata Gus Joened bisa kita simpulkan hampir terjadi setiap tahun anggaran di beberapa pekerjaan.

Analisa kita selama ini, kata Gus Joened di kuatkan hasil sidak, kita menemukan beberapa hal yang harus menjadi evaluasi besar oleh Pemkot Mojokerto, yaitu terkait pola perencanaan, tahapan lelang,dan tahapan pelaksanaan nya ,karena tiap tahun bs di katakan tahapan- tahapan penyerapan program fisik insfrastruktur bisa di katakan terlambat start, sering dalam posisi jelang akhir tahun dokumen kontrak baru di tandan tangani, padahal kalau pola perencanaan bs selesai di awal, dan awal tahun anggaran bisa di ajukan tahap lelang bisa ada cukup waktu tidak sampai mepet akhir tahun seperti sekarang, sehingga ada trobel sampai melebihi tahun anggaran.

Gus Joened menegaskan, keterlambatan ini jadi problem sistem keuangan dan pemanfaatan hasil pembangunan ,kedua tahapan pelaksanan,di lapangan rata -rata pelaksana nya itu bukan yang bukan pemenang tender yang teken kontrak,tapi pihak-pihak lain atau disubkan ke kontraktor lain, ini menjadi problem besar karena Pemkot pasti akan ada kendala komunikasi kordinasi terkait yang terjadi di lapangan ,pasti tidak bisa mengukur sejauh mana kopetensi pelaksana lapangan tersebut baik secara kualifikasi manajemen usaha , teknis ,SDM dan finansial, ” Dan poin ini yang menjadi dominan lemah nya target pelaksanaan proyek tersebut sehingga pekerjaan nya terkesan kedodoran dan kurang tertib ending nya gak bisa selesai sesuai batas waktu kontrak, sehingga di lapangan dengan prosentasi progres 40 persenan, ” sesal Gus Joened.

Untuk itu Gus Joened menegaskan bahwa pola pola yang janggal dan kurang pas itu menjadi atensi kita untuk segera kita bedah, dan kita jadikan bahan sidak ini untuk mengadakan RDP dengan OPD terkait untuk evaluasi besar ke depan dan yang terpenting memastikan harus ada konsekwensi ketegasan yang segera di ambil untk langkah dan sikap yg jelas secara regulasi dan aturan main yang berlaku.

“Sehingga kelemahan pola yang ada selama ini benar – benar bisa ter evaluasi dengan adanya penegakan aturan, kita tidak mau Kota Mojokerto menjadi Ter acak acak oleh sekelompok pihak yang tidak jelas komitmen dan integritas nya dalam membangun kota secara baik dan optimal dengan hasil manfaat yang jelas untuk masyarakat”, ucap Gus Joened kepada para wartawan didampingi Ketua Komisi II DPRD Kota Mojokerto Moch. Rizky Fauzi Pancasilawan di lokasi sidak proyek pembangunan Kolam Renang Sekar Sari di Jalan Empu Nala Kota Mojokerto. (Yanto).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -



Most Popular