
SIDOARJO, Investigasi.today – Warga Kecamatan Porong, Sidoarjo mau adakan do’a bersama memperingati 13 tahun Lumpur Lapindo tepatnya di Porong Sidoarjo. Doa bersama akan digelar di atas tanggul penahan Lumpur Lapindo Sidoarjo pada, Jumat (31/5/19) kemarin.
Kordinator korban lumpur Lapindo Porong Sidoarjo, sala satu korban mengatakan tahun ini sudah memasuki tahun ke-13 peristiwa semburan lumpur Sidoarjo yang terjadi pada 2006 silam. Insiden maut yang menggemparkan Indonesia khususnya warga Sidoarjo hingga kini masih menjadi catatan kelam.
Pasca amblesnya Tanggul Lumpur Lapindo, Alat Berat Mulai Dioperasikan untuk memperbaiki Tanggul Lumpur Lapindo yang Ambles.
“Hanya doa bersama warga yang terdampak luapan lumpur Sidoarjo,” ujar dia.
“Menurutnya, doa bersama ditujukan agar warga tetap diberi ke sehatan, keselamatan dan dijauhkan dari mara bahaya. Di samping itu, ia juga mendoakan agar pemerintah bisa memberikan ganti rugi yang sampai saat ini masih belum terbayarkan.
“Masih ada sekitar 103 korban, 20 perusahaan yang belum terbayar lunas. Harapannya pemerintah bisa membantu kesulitan warga korban lumpur,” ungkap dia.
Meski demikian, ada beberapa warga sudah menerima sebagian ganti rugi. Dia mengatakan dirinya masih di bayar tidak semua masih tersisa Rp236 juta yang belum terbayarkan.
“Kalau punya warga ada yang masih kurang Rp2 miliar, Rp4 miliar, macam-macam. Kalau punya saya sendiri kurang Rp236 juta karena ada sebagian lahan saya yang masih belum dibayar,” tuturnya.
Total diperkirakan jumlah kekurangan ganti rugi korban mencapai Rp8 miliar. Dia berharap pemerintah bisa membantu untuk menalangi ganti rugi korban terdampak yang disebabkan semburan lumpur Sidoarjo.
“Sebulan sebelum pemilu kemarin sebenarnya kita sudah mendapat info dan ketemu langsung dengan Menteri PU dan Wantimpres terkait persoalan ganti rugi. Bilangnya akan diselesaikan dan disampaikan ke Pak Presiden melalui Wantimpres. Nah, ini akan kami tagih kembali. Mudah-mudahan pemerintah bisa menyelesaikan itu,” pungkas dia. (dori)