Saturday, July 5, 2025
HomeBerita BaruJatimBiaya Rapid Test Murid SMKN 1 Tegalsari Ratusan Ribu Rupiah

Biaya Rapid Test Murid SMKN 1 Tegalsari Ratusan Ribu Rupiah

Pintu gerbang SMKN 1 Tegalsari, Banyuwangi.

BANYUWANGI, Investigasi.today Pada pagar pintu gerbang masuk ke SMKN 1 Tegalsari terletak di Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi terpampang dengan jelas sebuah banner bertuliskan dilarang masuk selain warga SMKN 1 Tegalsari untuk meminimalisir penyelenggaraan Covid-19.

Larangan masuk tersebut mengacu pada edaran kepala cabang dinas no.420/1969/101.6.7/2020. Nb. 1.Wajib memakai masker. 2.Cuci tangan. 3.Jaga jarak. 4.Bagi warga lain harus menunjukkan hasil Rapid Test negatif.
Menurut satpam sekolah, “Semua yang masuk harus Rapid Test. Guru dan semua murid juga sudah Rapid Test” kata Verli Eko Ferdian. 
Salah seorang siswi SMKN 1 Tegalsari tersebut mengaku telah membayar biaya Rapid Test sebesar ratusan ribu rupiah.

“Sudah Rapid Test pada bulan Januari biayanya sebesar Rp 250 Ribu”, ungkap Lis, salah seorang siswi ketika berada didepan pintu gerbang.

Sejumlah siswi yang lain juga mengaku sudah menjalani Rapid Test akan tetapi biayanya berbeda sehingga menimbulkan tanda tanya
“Sudah Rapid Test biayanya Rp 150 Ribu semua murid juga sama”, ucap mereka sambil berlalu enggan menyebutkan nama nampaknya mendapat isyarat dari satpam yang berada di belakang awak media.

Warga menilai Rapid Test tersebut merupakan suatu bentuk pemborosan dan tidak bisa menjamin dalam waktu lama
“Pemborosan. Biaya tinggi hanya untuk kepentingan beberapa hari. Rapid Test hanya untuk mengetahui kondisi positif apa negatif per hari itu. Seminggu kemudian tidak ada jaminan”, katanya.

“Nanti anak-anak kalau pulang sekolah bergaul dengan siapa kita kan tidak tahu. Masuk ke sekolah kepentingannya apa. Kalau penting harus dilayani dengan prosedur tetap (protap) pencegahan Covid. 3 M itu”, cetus warga.

Menurut Kepala cabang dinas pendidikan Provinsi Jawa Timur wilayah Kabupaten Banyuwangi dihubungi awak media melalui WhatsApp menjelaskan,,”Yang wajib guru mas, untuk siswa  tentative.Sekolah sedang kami minta menghitung anggaran ( BOS, BPOPP, PSM)agar bisa dilakukan rapid juga”, tegas Istu Handono dalam perjalanan di Surabaya.

Istu Handono selaku Kepala dinas walaupun masih dalam perjalanan di Surabaya bijak dan membuka diri menanggapi suatu informasi sementara hingga berita ini tayang belum ada tanggapan dari Mulyadi selaku Kepala Sekolah SMKN 1 Tegalsari ketika dihubungi melalui WhatsApp. Mungkin pikirannya lagi ‘Sumpek’ dengan berita yang viral terungkapnya biaya seragam hampir Rp 2 Juta sebagaimana diberitakan sebelumnya. (Widodo)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -



Most Popular