
BANYUWANGI, investigasi.today – Seperti di beritakan sebelumnya Petisi Penolakan terhadap Berdirinya Ormas Perdunu yang di motori oleh La Lati.SH mendapat dukungan dari berbagai kalangan.
Wacana Perdunu menggelar Seminar Internasional dengan Tema: “Dukun & Perdamaian Dunia” kembali di tentang oleh La Lati SH.menurutnya, “Seminar Internasional: “Dukun dan Perdamaian Dunia” ibarat air dan minyak berada dalam satu gelas.tidak ada hubungannya sama sekali”, ujarnya.
“Dukun orientasinya supranatural sedangkan perdamaian dunia Tugas dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Indonesia sudah mengutus “Pasukan Garuda” menjaga Perdamaian Dunia. Apakah Perdunu mampu menggantikan Pasukan Garuda menghentikan konflik di Kongo- Afrika. Apakah Perdunu mampu menggantikan Pasukan Garuda menghentikan konflik di Palestina dan di Afganistan?? Apakah Perdunu mampu menghentikan konflik di Libanon dan Suria.??? Apakah Perdunu mampu menggantikan Pasukan Raiders menghentikan konflik KKB di Papua.???? Apakah Perdunu mampu menggantikan Satgas Tinombala menghentikan Gerakan Teroris Pimpinan Santoso di Sulteng?? “,Terang La Lati.
Bertempat di Rumah Makan Seblang-Singojuruh gabungan tokoh Aktivis dan LSM mengadakan pertemuan menggalang Petisi Penolakan Perdunu di inisiasi La Lati.SH dari Reclasseering Indonesia
Turut hadir dari LSM Penjara RI (E.Lalgunadi.Spd. dkk ) LPK.Nasional ( Sulaikam dkk ) Tokoh Pemuda Banyuwangi (Bayu Sugiarto dkk). Team khusus dari KPJ Komunitas Pejuang Jalanan Laskar Putih di wakili oleh (Wawan dan Moh.Annas dkk ) mewakili 5 aliansi Lsm lainnya, Sabtu (27/2).
Para tokoh aktivis dan Lsm turut angkat bicara menyampaikan pandangan mereka tentang Ormas Perdunu.
Menurut Palgunadi, “Saya aslinya dari malang berdomisili di Banyuwangi di sini saya mewakili LSM Penjara RI menyatakan “Menolak” berdirinya Perdunu karena dampaknya akan kembali pada masyarakat Banyuwangi sendiri konotasi Dukun Santet sudah melekat Negatif. Bahkan jauh sebelum saya tinggal di Banyuwangi. Ibu saya sendiri mengingatkan hati-hati jangan tinggal di Banyuwangi di sana banyak Ilmu Santet”, katanya.
Hal senada di ungkapkan oleh Sulaikam mewakili LPKN: Lembaga Perlindungan Konsumen Nasional menyatakan Ponalakan berdirinya Perdunu di Banyuwangi.
Penolakan lebih keras datang dari Bayu Sugiarto tokoh pemuda Banyuwangi “Saya putra asli Oseng Banyuwangi. Saya “menolak keras” berdirinya Persatuan Dukun Nusantara di Banyuwangi. Demi Allah saya tidak ridho jika Banyuwangi ini selalu di identikkan dengan santet. Saya tidak rindho peristiwa 1998 terjadi lagi di Banyuwangi. Apabila Perdunu tetap memaksakan berdiri di Banyuwangi siapapun pendiri-pendirinya maka akan berhadapan langsung dengan team saya. Saya juga berharap penegak hukum cepat bertindak sebelum hal yang buruk seperti 1998 terjadi lagi”, tegasnya.
Sementara Wawan yang juga merupakan putra asli Oseng Banyuwangi mewakiki Komunitas Pejuang Jalanan KPJ Laskar Putih mendukung Penolakan berdirinya Perdunu, “Walaupun istilah “Dukun Santet” memiliki arti tersendiri khusus bagi orang oseng asli Banyuwangi. Sebenarnya Santet itu bukan hanya Black Magic tetapi White Magic seperti Pengasihan, Penglarisan, Penyembuhan dan Kanuragan. Namun karena isyu santet ini sangat sensitif sehingga Perdunu harus kita di tolak demi kondusifnya Banyuwangi”, terang Wawan.
Senada dengan Wawan, Moh.Annas mengisahkan pengalaman perlakuan diskriminasi waktu mondok di Tebu Ireng jombang tahun 2003, “Saya di sana tujuannya mondok memperdalam ilmu agama Namun yang saya alami justru perlakuan diskriminasi.perlakuan bully, saya di sana dijauhi teman-teman santri karena di angggap saya memiliki Ilmu santet kisahnya.”, tuturnya.
Pertemuan para tokoh Aktivis dan Lsm di Rumah makan Seblang dengan tema: Demi Menjaga Kemurnian Tauhid .menjaga Marwah Ulama . Menjaga Kestabilan Ekonomi dan Periwisata. Menjaga Kestabilan Kamtibmas di tutup dengan Kajian dari La Lati.SH Mewakili Reclasseering Indonesia.
Penolakan terhadap Perdunu tentunya sudah malalui tahapan “Kajian Dampak” dan “Kajian Folosofis” di tinjau dari nama ormasnya saja ” Persatuan Dukun Nusantara” potensi Dampak negatif sudah di jelaskan oleh rekan rekan aktivis dan tokoh Lsm.
Menurut La Lati, “Kajian filosofis dari ormas “Persatuan Dukun Nusantara” Kata “Nusantara” memiliki kandungan nilai Filosofi yang mendalam akan berbeda makna dengan “Persatuan Dukun Indonesia”, katanya.
“Nusantara memiliki makna : Pulau- Pulau di seluruh Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Maka ” Persatuan Dukun Nusantara” penafsirannya adalah: seakan-akan Presidium/Sekjen Persatuan Dukun Nusantara “membawahi” seluruh insan dukun di Nusantara”, lanjutnya.
“Hal ini justru akan menimbulkan “ketersinggungan” insan Dukun di Indonesia dampaknya akan di alami oleh orang Banyuwangi yang berada di luar daerah. Namun lebih jauh dari itu saya sangat mengkhawatirkan perlakuan diskriminasi terhadap Generasi Muda pencari kerja di daerah lain. Mereka akan sulit mencari kerja karena faktor asal daerahnya dari Banyuwangi yang identik dengan santet”, cetusnya.
“Dampak terburuk adalah Para Generasi muda pencari kerja sulit diterima oleh perusahaan di luar daerah. Maka jika Perdunu berdiri di Banyuwangi sama hanya Perdunu telah membuka “Gerbang Pengangguran” bagi generasi muda,Oleh karena itu saya sangat berharap para pengurus Perdunu khususnya Guru-guru kita.
Ulama-Ulama kita Kyai-Kyai kita. Gus dan Ustasdz kita agar legowo untuk mengundurkan diri dan tidak menjadi bagian dari pengurus Ormas Persatuan Dukun Nusantara demi nama baik Banyuwangi. Mari kita ciptakan Banyuwangi ini Kondusif, tenteram, harmonis dengan keberagaman suku dan budaya. Mari bersama-sama membangun Banyuwangi mendukung pemerintahan Bupati terpilih Ipuk Festiandani Azwar Anas”, terang La Lati. (Widodo).