Lumajang, investigasi.today – Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) kembali erupsi dengan letusan setinggi 1 kilometer di atas puncak yang dikenal dengan sebutan Mahameru pada Jumat.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Ghufron Alwi dalam keterangan tertulis di Lumajang, menyebutkan bahwa terjadi erupsi Gunung Semeru pada Jumat, pukul 05.39 WIB dengan tinggi letusan teramati sekitar 1.000 meter di atas puncak (4.676 m di atas permukaan laut).
Kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara dan barat laut. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 124 detik.
Pemantauan aktivitas Gunung Semeru pada Jumat periode 06.00-12.00 WIB tercatat 17 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 10-22 mm dan lama gempa 45-131 detik.
Sebanyak tiga kali gempa embusan dengan amplitudo 3-5 mm dan lama gempa 32-33 detik, serta satu kali harmonik dengan amplitudo 2 mm dan lama gempa 241 detik.
Status Gunung Semeru pada level III atau siaga, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.
Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa itu karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan. (Lg)