Banyuwangi, investigasi.today – Bertempat di pendopo kecamatan Tegalsari kabupaten Banyuwangi pada Minggu (01/04) Tengah berlangsung program Sosialisasi dalam rangka mewaspadai dengan maraknya peredaran obat atau jamu tradisional serta makanan yang dapat membahayakan kesehatan pada masyarakat.
Program yang berlangsung tersebut merupakan Reses DPR RI Komisi IX Dr.Hj. Nihayatul Wafiroh,MA akrab di sapa Ninik bersama mitra kerja kepala balai besar BPOM Provinsi Jawa timur Drs.Sapari,Apt.M,Kes serta Mujito dari dinas Kesehatan kabupaten Banyuwangi.
Dalam kegiatan kali ini tampak hadir Jajaran forpimka Kecamatan Tegalsari Camat Tegalsari ( Satriyo.S.Sos.MM), Kapolsek/Binamas Tegalsari, Danramil/Babinsa Tegalsari,Kepala desa seTegalsari,Tokoh Agama Islam/Hindu,Muslimat NU,Tokoh masyarakat,Tokoh Pemuda serta seluruh elemen masyarakat dll.
Di depan ratusan masyarakat Camat Tegalsari menyampaikan,” Untuk yang akan datang diharapkan ada Srikandi-srikandi yang turut berkompetisi terutama terkait dengan Pilkades sebagaimana Nduk Nik merupakan putri daerah yang telah mampu membawa nama Banyuwangi di DPR RI”, katanya.
Selanjutnya,kata Camat”, Berkat kebersamaan dari semua jajaran forpimka sekaligus Berkat peran serta masyarakat Alhamdulillah Kawasan Tegalsari hingga kini tidak ada masalah terutama dalam hal Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dan berdasarkan data dari BPS dalam zona aman terutama di bidang Pendidikan, Kesehatan, Pertanian serta Angka kemiskinan” ,tambahnya.
“Terima kasih dengan adanya Reses DPR RI Komisi IX Dr.Hj. Nihayatul Wafiroh,MA dan kepala balai besar BPOM Provinsi Jawa timur Drs.Sapari,Apt.M,Kes serta Mujito dari dinas Kesehatan kabupaten Banyuwangi semoga bisa bermanfaat untuk masyarakat kecamatan Tegalsari”, pungkas Satriyo akrab di sapa.
Setelah mengucapkan salam di hadapan ratusan warga masyarakat, Nanik merupakan jebolan dari salah satu University yang ada di Amerika tersebut mengatakan,” Banyuwangi merupakan produsen Jamu tradisional terbesar jadi tidak menutup kemungkinan ada pihak dari daerah lain yang produksi lalu mereka mengaku Jamu dari Banyuwangi”, katanya.
“Kalau mengkonsumsi Jamu harus di lihat serta di rasakan kalau jamu tersebut membikin ketagihan maka harus berhati-hati karena tak sedikit yang ilegal dan sudah kadaluarsa serta sangat membahayakan kesehatan”, lanjutnya.
Selain itu, kata Nanik,”Saat ini obat atau jamu tradisional dan makanan yang mengandung zat berbahaya marak beredar di masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat harus lebih jeli dan teliti terlebih dahulu sebelum mengkonsumsi ,” tambahnya.
“Dalam program merupakan reses Komisi IX dengan agenda sosialisasi agar masyarakat bisa mewaspadai dengan beredarnya obat atau jamu tradisional serta makanan terutama harus di lihat dari label,Kemasan ,warna dan rasanya karena saat ini banyak produk yang mengandung zat yang berbahaya seperti formalin maupun pengawet lain yang membahayakan kesehatan” ,ujar Sapari. (Widodo)