Friday, March 29, 2024
HomeBerita BaruJatimGubernur Khofifah Serahkan Sertifikat Hak Milik Pada Warga “Desaku Menanti”

Gubernur Khofifah Serahkan Sertifikat Hak Milik Pada Warga “Desaku Menanti”

Pasuruan, Investigasi.today – “Desaku menanti” merupakan program dari Kementerian Sosial RI yang berdiri sejak tahun 2014 dengan tujuan memandirikan eks gelandangan pengemis (gepeng) dengan memberikan rumah dan lahan. “Desaku Menanti” Margo Utomo ini berlokasi di Dusun Jetis Desa Progo, Kabupaten Pasuruan.  

Sudah enam tahun lamanya “Desaku Menanti” Kampung Margo Utomo berdiri dengan kemandirian warganya, dan akhirnya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyerahkan sertifikat hak milik, sekaligus memberikan bantuan uang senilai Rp 50 juta untuk peningkatan ekonomi seluruh warga.

Di sela kunjungannya, Gubernur juga bersapa dengan anak anak warga Kampung Margo Utomo. Ia menanyakan pada anak anak mengenai cita cita ke depan. Anak anak pun saling bersahutan menyebutkan cita citanya.

“Semoga cita citanya diijabahi Allah SWT. Jangan berhenti untuk belajar dan bercita- cita. Mari kita berdoa bersama,” kata Khofifah seraya membacakan surah Al Fatihah bersama anak-anak lainnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah mengapresiasi keberadaan Kampung Margo Utomo, dimana bisa memandirikan eks gepeng yang sebelumnya tidak memiliki rumah dan kini sudah bisa memiliki rumah sendiri.   

“Kini tinggal membangun penguatan ekonomi mereka. Format seperti ini (Kampung Margo Utomo, red) harus terus ditumbuhkembangkan. Tak hanya sekedar pemberian rumah, tapi pembinaannya tentu berat sekali,” katanya.

Untuk itu, Gubernur Khofifah juga berharap peran serta seluruh tim yang luar biasa memberikan pembinaan kemandirian pada warga, seperti kepala desa, camat dan TKSK yang telah mendampingi warga Margo Utomo.

Selama kunjungannya di Kampung Margo Utomo, Gubernur juga menyempatkan diri melihat kerajinan warga yaitu pembuatan keset dari kain perca. Keset buatan warga juga sangat bagus sehingga Gubernur juga tidak segan untuk membeli seluruh produk yang dihasilkan warga tersebut.

“Pengembangan produksi dan pemasaran keset di Margo Utomo ini diinformasikan tadi sudah bagus, Jika misalnya kebutuhannya adalah tambahan alat, maka kita bisa support dengan membelikan tambahan alat. Sehingga, makin banyak lagi yang bisa berproduksi di sini,” ujarnya.

Menurutnya, proses pemberian penguatan harkat dan martabat warga di “Desaku Menanti” Margo Utomo ini harus terus diperkuat, utamanya pada anak anak. “Masa depan anak anak harus memiliki harapan dan cita cita. Kenapa saya tanya mereka cita cita apa?. Semua itu, karena saya ingin membangun cita cita mereka, agar belajar dan bekerja keras dalam membangun cita citanya,” tandasnya.   

Sebelumnya, warga sekaligus pendamping TKSK (Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan), Nursoleh menyampaikan, dengan diserahkan sertifikat hak milik untuk warga maka warga merasa terbantu. “Desa Menanti ini memang dikhususkan bagi eks binaan Dinas Sosial khusus gepeng,” katanya.

Diceritakannya, jumlah warga di Kampung Margo Utomo “Desaku Menanti” sebanyak 50 kk (kepala keluarga) dengan 216 jiwa, Gelombang pertama sebanyak 35 kk dan gelombang kedua 15 kk.

Warga berasal dari Surabaya, Malang, Bondowoso, Madiun, dan Nganjuk. Rata-rata warga bekerja menjadi tukang batu, tukang kayu, peracangan hingga bercocok tanam.

“Hingga kini warganya terus bertahan, akhirnya mendapatkan sertifikat sesuai tujuan pemerintah, mengembalikan mereka pada fungsi sosialnya. Ini merupakan titik perjuangan bagi kami. Kami ingin membangun menara gading di kampung ini,” katanya.

Dikatakannya, selain pemberian sertifikat, Gubernur juga menyerahkan bantuan paket sembako dan bantuan pendidikan seperti alat sekolah. “Selain itu, Kampung Margo Utomo dibantu pemasangan jaringan internet untuk anak anak warga binaan yang selama kondisi pandemi covid-19, pembelajaran melalui daring,” ujarnya.

Menurut Nursoleh, bagi warga lebih mengutamakan anak dikarenakan untuk memutus rantai kemiskinan. “Memutus kemiskinan tidak harus melalui orang tuanya namun dari anak. Karena orang tua sudah menjadi tua, dan penerusnya yang harus lebih baik adalah anak yang siap bertarung di masa depan,” katanya. (gm)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular