
Gresik, Investigasi.today – Melalui implementasi konsep transformasi bisnis, PT Petrokimia Gresik (PG) terus berupaya meningkatkan laba di tahun 2019. Tahun lalu, anak usaha PT Pupuk Indonesia (persero) tersebut berhasil mencetak laba terbesar, yakni Rp 1,79 triliun. Meningkat 106 persen dibanding tahun 2017 yang mencapai Rp 873,67 miliar.
Terkait capaian tersebut, Dirut PT Petrokimia Gresik, Rahmad Pribadi menyampaikan ada banyak hal untuk meningkatkan laba perusahaan di tahun 2019. Salah satunya dengan cara mengimplementasikan transformasi perusahaan. Yakni, bagaimana PG menjadi market leader, melakukan efisiensi serta diversifikasi produk. Dengan cara tersebut, kedepannya PG bisa terus bertumbuh secara maksimal.
“Laba perusahaan sebesar Rp 1,79 triliun yang kami capai tahun lalu merupakan sejarah bagi PG. Sebab, jumlah tersebut tertinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya,” ungkap Rahmad dihadapan wartawan usai upacara HUT ke 47 PT Petrokimia Gresik, Rabu (10/7)).
Rahmad menambahkan untuk meningkatkan laba, PG mempunyai beberapa strategi dan telah dilakukan. Diantaranya mengimplementasikan transformasi bisnis perusahaan, melakukan efisiensi serta mem-push (mendorong) semua produk PG yang memiliki profit probabilitas yang bagus, dan melakukan penetrasi pasar ekspor pupuk non subsidi.
“Penjualan masih menjadi konstribusi terbesar, tahun lalu 80 persennya dari pupuk subsidi. Sementara tahun ini alokasi pupuk bersubsidi berkurang menjadi 75 persen, tapi kami optimis laba tahun ini bisa meningkat lagi mengingat selama semester pertama 2019 sudah tercapai,” tandasnya.
Ada upaya lain untuk meningkatkan laba, yakni mencari penetrasi pasar baru pupuk urea yang diekspor. Langkah tersebut diambil karena pada bulan April dan Mei 2019, PG telah mengekspor 24,5 ribu ton, dan 20,4 ribu ton. Total selama kuantum sampai Juni 2019, PG telah mengekspor 90 ribu ton pupuk urea ke India.
Filipina dan China juga menjadi tujuan ekspor urea PG. Hingga Juni 2019, total kuantum pupuk urea yang diekspor ke Filipina mencapai 22,8 ribu ton. Sementara ekspor urea ke China di periode yang sama sebesar 24,5 ribu ton. (Salvado)