MOJOKERTO, investigasi.today – Krisis air bersih dialami warga Desa Kunjorowesi, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur tiap tahunnya, seperti musim kemarau sekarang ini. Mereka tak kunjung mendapatkan saluran air yang memadai.
Untuk mendapatkan air bersih, setiap hari warga yang tinggal di kawasan lereng Gunung Penanggungan tersebut harus rela berjalan kaki memanggul jeriken berisi air hingga dua kilometer. Seperti terlihat, Rabu (6/9/2017).
Kondisi kekeringan dan krisis air bersih yang terjadi di wilayah Kabupaten Mojokerto, semakin meluas. Tidak hanya di tiga desa, Kecamatan Ngoro yang meliputi Desa Kunjorowesi, Kutogirang dan Manduro Mangun Gajah. Namun, dampak kekeringan juga terjadi di Desa Madureso, Kecamatan Dawar Blandong.
Selain dilanda kekeringan dan krisis air bersih,sebagian wilayah Kabupaten Mojokerto, juga terancam terjadinya kebakaran hutan. Dalam sebulan terakhir, telah terjadi kebakaran hutan, diantaranya, hutan di Kecamatan Kemlagi, Jatirejo dan Gondang.
Muhammad Zaini, Kepala BPBD Kabupaten Mojokerto semakin meluasnya kekeringan dan kebakaran hutan yang terjadi di Mojokerto. Kondisi tersebut yang semula dinyatakan status siaga dinaikan menjadi status darurat kekeringan dan kebakaran hutan. Untuk penanganannya Pemkab Mojokerto, telah membentuk Tim Penanggulangan Bencana yang terdiri dari BPBD, kepolisian, TNI relawan dan lembagan masyarakat desa.
Sementara itu, penyaluran bantuan terhadap warga dari empat desa di Kecamatan Ngoro dan Dawar Blandong, yang kekurangan air bersih terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Mojokerto. sedangkan untuk pananggulangan kebakaran, pemerintah setempat juga mendirikan posko keamanan di lokasi yang rawan terjadi kebakaran. (lan)