Jakarta, Investigasi.today – Pada 2017 hingga 2022, berdasar catatan Kementerian Kesehatan, sebanyak 1.525.936 anak belum menerima vaksin rutin apa pun. Hal itu menjadi ancaman bagi kesehatan nasional karena dapat memunculkan kejadian luar biasa (KLB).
Zero dose terbanyak terjadi pada 2020 dan 2021. Yakni, sebanyak 434.313 anak dan 614.446 anak yang tidak mendapatkan imunisasi rutin. Itu terjadi karena pandemi Covid-19. Sementara tahun lalu ada 122.221 anak yang zero dose. ”Pemberian imunisasi itu merupakan hak dari setiap anak,” tegas Plt Direktur Pengelolaan Imunisasi Ditjen P2P Prima Yosephine.
Pada dua tahun pertama Covid-19, cakupan imunisasi dasar lengkap tidak maksimal. Misalnya, pada 2020 sasaran imunisasi 4.648.764 anak, tapi hanya tercapai 3.915.317 anak (84,2 persen).
Pada 2022, ada 11 provinsi yang cakupan imunisasi dasar lengkapnya kurang dari 90 persen dari target. Padahal, secara nasional cakupannya cukup tinggi. Itu berarti tidak merata cakupan vaksinasi dasar lengkap. Menurut Prima, hal itu menjadi catatan merah karena provinsi tersebut berisiko tinggi untuk terjadi KLB penyakit tertentu.
Tahun ini saja, sampai akhir April ada beberapa KLB. Misalnya, lima KLB campak di empat kabupaten/kota.
Prima mengingatkan, imunisasi merupakan program prioritas di Kemenkes. Fungsinya untuk pencegahan penyakit. Untuk mengejar cakupan vaksinasi, pemerintah memiliki program bulan imunisasi anak nasional (BIAN) yang dimulai tahun lalu. (Slv)
