Sunday, December 22, 2024
HomeBerita BaruPeristiwaLift SD Terjun dari Lantai 5, Tujuh Pekerja Meninggal

Lift SD Terjun dari Lantai 5, Tujuh Pekerja Meninggal

Lampung, Investigasi.today – Lift itu hanya berukuran 1 x 1,5 meter. Tanpa dinding. Hanya dibatasi oleh kerangka besi. Namun, sembilan pekerja nekat turun dari lantai 5 menggunakan lift tersebut. Tragedi mengerikan pun terjadi.

Lift itu terjun bebas menghunjam lantai dasar. Jatuh dari ketinggian sekitar 25 meter. Tujuh orang tewas. Dua lainnya terluka parah.

Insiden tersebut terjadi di Sekolah Azzahra Lampung pada Rabu (5/7) sore. Namun, baru kemarin (6/7) kabar itu menjadi viral. lift maut itu berada di gedung SD Azzahra. Menghubungkan lantai 1 hingga lantai 5. Penopangnya hanya seutas sling yang dipasang ke lift dengan pengait besi dan baut. Ujung sling tampak sudah terlepas dari besinya.

Sembilan pekerja itu berada di Azzahra untuk mengerjakan proyek renovasi sport center di lantai 5. Nah, insiden itu terjadi saat mereka hendak pulang dari lokasi proyek. Untung, tidak ada orang lain di sekitar jatuhnya lift. Sebab, sekolah sedang libur.

Polisi kini turun tangan mengusut insiden tersebut. Mereka menelisik kemungkinan adanya unsur pidana. Dirkrimum Polda Lampung Kombespol Reynold Hutagalung mengatakan, sangat tidak masuk akal lift sekecil itu diisi sembilan orang. ”Secara logika, beban yang ditanggung mesin katrol lift ini terlalu berat,” ucapnya. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana suasana dalam lift kala itu. ”Sembilan orang dewasa masuk. Mereka pasti berimpit-impitan,” ujarnya. Pantauan di lapangan, pintu atas maupun bawah lift telah dipasangi police line.

Reynold menjelaskan, pihaknya telah berkunjung ke kediaman para korban. Selain menyampaikan belasungkawa, polisi melakukan penyelidikan dan identifikasi. Dia menyampaikan, pihaknya mendalami adanya dugaan kelalaian pada pelaksanaan proyek. Investigasi dilakukan bersama Satreskrim Polresta Bandar Lampung. ”Bersama melakukan investigasi terkait kapan dimulainya kontrak kerja sama proyek tersebut,” kata dia.

Pihaknya juga mendalami status perusahaan atau vendor yang mengerjakan proyek renovasi tersebut. Hingga kemarin, empat orang dari Sekolah Azzahra sudah diperiksa. Selanjutnya, polisi akan memanggil dua orang lagi yang dianggap mengetahui insiden tersebut. ”Akan dilakukan check and recheck terkait kerja sama antara pihak Yayasan Azzahra dan vendor,” terangnya.

Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Provinsi Lampung juga turun tangan mengusut kasus tersebut. Mereka telah menerjunkan tim pengawas tenaga kerja ke Sekolah Azzahra. Kepala Disnaker Lampung Agus Nompitu mengatakan, tim pengawas tenaga kerja telah turun ke lokasi kejadian melakukan pemeriksaan. ”Tim datang bersama spesialis teknisi lift. Juga berkoordinasi dengan kepolisian,” ujarnya kemarin.

Disnaker juga ingin mengetahui penyebab jatuhnya lift di Azzahra. ”Apakah ada aspek kelalaian atau aspek teknis keselamatan kerja yang lalai. Kita cek terlebih dahulu,” ucapnya. Agus menegaskan, pihaknya hanya akan fokus ke sisi ketenagakerjaan dengan mengacu pada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

”Tapi, banyak aspek yang kita lihat. Termasuk dari sisi standar liftnya. Kami juga akan melihat pengawasan di tempat kerja,” ungkapnya. Tim disnaker juga telah berkomunikasi dengan kepala SD Azzahra. Namun, mereka akan memanggil pihak lain yang terkait dengan insiden tersebut.

Disinggung terkait tanggung jawab pemberi kerja kepada para tukang yang mengalami kecelakaan kerja, Agus menjelaskan, nanti akan diputuskan setelah melihat lebih terperinci status korban. Pihaknya juga akan melihat kronologi kecelakaan kerja itu. ”Kita lakukan analisis lapangan dulu, baru menentukan kesimpulan. Apakah penyebabnya karena peralatan, SOP, atau human error,” paparnya.

Kepala SD Azzahra Iqbal Hafidz Hakim mengaku tidak mengetahui vendor yang mempekerjakan sembilan pekerja bangunan di sekolah tersebut. Dia menyatakan tidak mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan proyek itu. Ditanya apakah vendor melakukan pengawasan saat pengerjaan renovasi, Iqbal juga mengaku tidak mengetahuinya.

”Nah, itu saya kurang paham,” ucapnya. Yang dia tahu, di lantai 5 memang sedang ada renovasi lapangan futsal, lapangan basket, serta creative area.

Iqbal menyampaikan bahwa saat insiden terjadi, sekolah sedang libur. Karena itu, jajaran manajemen tidak ada di lokasi. Dia juga membantah disebut menutup-nutupi tragedi tersebut. Iqbal menyatakan, petugas sekuriti maupun office boy (OB) di sekolah itu sempat syok begitu melihat kecelakaan tersebut. Karena itu, mereka tak sempat melaporkan peristiwa tersebut kepada kepolisian. ”Jadi sedang syok, bukan ditutupi,” tegasnya.

Menurut Iqbal, penjaga sekolah saat itu fokus pada penanganan korban yang membutuhkan waktu hingga satu jam lebih. ”Butuh waktu dari tempat ke mobil, mobil ke rumah sakit,” jelasnya. Iqbal melanjutkan, Sekolah Azzahra akan memberikan santunan kepada para korban maupun keluarganya. (Laga)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular