Lamongan, Investigasi.today – Dalam sepekan, harga cabai di Lamongan mengalami meroket. Bahkan sampai tembus angka Rp100 ribu per kilogramnya.
Dari pantauan di pasar tradisional, harga cabai rawit berkisar antara Rp90 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram. Lonjakan harga ini terjadi sejak awal bulan Juni 2022.
“Sejak tanggal 1 Juni sejumlah harga komoditi memang naik sampai hari ini. Sekarang cabai rawit harganya tembus Rp100 ribu per kilogram,” kata Sukayah (48), salah satu pedagang cabai di Pasar Tradisional Sidoharjo, Lamongan, Senin (6/6/2022).
Sukayah mengaku harga yang ia dapat dari pemasok saja sudah mencapai Rp80 ribu sampai Rp90 ribu per kilogram. Naiknya harga cabai ini, kata dia, seiring dengan menipisnya pasokan dari petani.
“Pasokannya berkurang. Biasanya saya dapat 50 kilogram, tapi saat ini dapatnya hanya 10 kilogram. Berkurangnya pasokan cabai rawit ini kemungkinan karena memang pengaruh cuaca dan serangan hama,” terangnya.
Tak hanya cabai rawit, harga cabai merah besar juga mengalami kenaikan. Harga saat ini mencapai Rp60 ribu per kg, naik dari sebelumnya Rp40-45 ribu per kg.
Para pedagang di pasar mengaku kewalahan untuk menjualnya. Permintaan akan cabai di tingkat konsumen pun mengalami penurunan akibat harga tinggi.
“Pembelinya berkurang, sepi, karena harganya sangat mahal,” kata pedagang cabai lainnya, Saeni (52).
Mahalnya harga cabai ini tak hanya dikeluhkan oleh para pedagang di pasar namun juga pedagang makanan dan jajanan. Sebab cabai menjadi bahan penting dalam pengolahan makanan seperti seblak.
Hal ini dituturkan Tiwi (46), seorang penjual seblak asal Kecamatan Deket, Lamongan. Dia mengakui kenaikan harga cabai berdampak pada pemasukannya dari jualan seblak.
Meski begitu, ia mengaku harus tetap bertahan demi mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Hargai cabai mahal. Tapi saya juga tidak berani untuk menaikkan harga seblak yang saya jual, karena takut ditinggalkan oleh pembeli. Jadi mau gimana lagi, ya sudah bertahan saja,” katanya.
Sementara Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Lamongan, Moh. Zamroni saat dikonfirmasi mengatakan tingginya harga cabai tidak hanya terjadi pasar Lamongan namun hampir merasa.
Mengenai berkurangnya pasokan cabai ini, Zamroni menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh menyusutnya produksi cabai karena faktor anomali cuaca yang saat ini terjadi.
“Inilah hukum pasar. Semoga semuanya segera pulih dan masyarakat bisa menikmati dengan kegembiraan,” tutupnya. (Slv)