Surabaya, Investigasi.today – Mempercepat penanganan dan persiapan pelaksanaan vaksinasi Covid-19, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melakukan rapat koordinasi secara virtual bersama Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Suharyanto, Kapolda Jatim Irjen Pol Dr Nico Afinta, Bupati, Walikota, Kapolres, dan Dandim se-Jawa Timur serta Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Jumat (8/1).
Dalam kesempatan rapat yang dipimpin Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono, Gubernur Khofifah melalui video virtual dari ruang kerja, gubernur menyampaikan arahan beberapa hal terkait situasi pandemi Covid-19 dan percepatan penanganan dalam waktu tiga bulan terakhir dan tentang persiapan pelaksanaan vaksinasi vaksin untuk proses penyembuhan Covid-19.
Khofifah meminta seluruh Bupati, Walikota, Kapolres, Dandim, Babinsa hingga Kepala Desa untuk tetap mewaspadai bahaya pandemic Covid-19 saat ini.
Dari ahsil diskusi dengan tim dokter RSUD Dr Soetomo bahwa berbagai kasus Covid-19 yang terjadi beberapa bulan terkahir ini dikarenakan reinfeksi atau repositif pasien Covid-19.
“Ini ada kasus reinfeksi atau repositif, apapun namanya tapi ada pasien yang positif lagi dan saya menemukan beberapa orang yang telah sangat dekat sudah swap tiga kali negatif, terus positif dan swap tiga kali lagi dan positif,”ujarnya.
Jadi, dirinya meminta perhatian Pemerintah Kabupaten dan Kota agar tetap mewasdai pasien yang terkonfirmasi positif agar melanjutkan isolasi mandiri setelah dinyatakan sembuh dan tidak serta merta kembali ke rumah, sebab dikhawatirkan bisa menularkan ke keluarganya.
Untuk proses persiapan pelaksanaan vaksinasi, Gubernur Khofifah Indar Parawansa berharap ada pengawalan yang ketat muali hulu hingga hilir oleh TNI dan Polri. Seperti halnya dilakukan oleh pemerintah pusat yang melakukan pengawalan perjalanan vaksin mulai dari Biofarma hingga ke masing-masing titik dan provinsi.
“Itu semua dikawal oleh TNI dan Polri karena memang ini sesuatu yang begitu memberikan efek pada proses penyembuhan diri dan keluarga, akhirnya adalah kepuasan dan ketahanan nasional,”ujarnya.
Selain itu Gubernur juga meminta semua daerah untuk melakukan pengecekan ulang soal lemari es tempat penyimpanan vaksin, ruang observasi, ruang tunggu yang sesuai dengan protocol kesehatan, layanan puskesmas yang sesuai dengan standar vaksinasi.
“Ini sesuatu yang sangat strategis, saya mohon Bupati dan Walikota, kalau di internal Pemprov Jatim, beberapa kali saya menyampaikan di cek ulang lemari es-nya, Cold Chain, jadi lemari es di masing-masing puskesmas mungkin di cek ulang semua,”katanya.
Terkait soal pembatasan kegiatan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan menyiapkan dua keputusan Gubernur. Namun pihaknya tetap mengacu dan memperhatikan kondisi pandemic Covid-19 pasca libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Ia mengatakan, bahwa ada kenaikan yang cukup signifikan pasien terkonfirmasi positif dan kematian akibat Covid-19 selama libur Nataru. Dari data Pemprov Jatim angka pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Jawa Timur mulai bulan Desember 2020 hingga bulan Januari 2021 mencapai angka tertinggi dibandingkan dengan awal penyebaran pandemic Covid-19.
“Ini angka tertinggi sejak ada Covid-19 di Jawa Timur, pada 31 Desember yang lalu 935, saya kira sudah top-nya, ternyata tanggal 7 Januari lebih tinggi lagi, 948, 65 secara nasional kemarin juga tertinggi, Artinya data-data ini biacara sangat banyak hal , kita mengambil langkah-langkah lebih sistemik dan strategis,” tambahnya. (gm)