Surabaya, investigasi.today –
Penelitian sel surya merupakan bagian tak terpisahkan dari usaha penelitian untuk mengatasi secara bertahap ketergantungan dunia akan bahan bakar fosil. Sayangnya, penggunaan sel surya berbasis silikon kristal memerlukan material yang cukup banyak, sehingga harganya relatif mahal.
Kendala yang ada tersebut berusaha dijawab oleh Yoyok Cahyono melalui disertasi yang dipresentasikannya dalam sidang doktor terbuka di Theater B Departemen Fisika, Fakultas Ilmu Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Kamis (22/2). Dalam sidang yang dipromotori oleh Prof Dr Darminto MSc, Prof Suminar Pratapa MSc PhD dan Dr M Zainuri MT tersebut, Yoyok Cahyono mendapat predikat sangat memuaskan dengan disertasi berjudul Pengembangan Film Intrinsik Lapis Jamak Sel Surya Berbasis Silikon Amorf Terhidrogenasi.
Penelitian yang dilakukan oleh dosen Departemen Fisika ITS ini berhasil menumbuhkan film intrinsik lapis tunggal dan jamak dengan berbagai lebar celah pita energi, sifat-sifat dan parameter-parameter proses deposisinya. Dengan variasi lebar celah pita energi, absorptivitas atau tingkat serapan energi dapat menjadi lebih maksimal. Film intrinsik sel surya berbasis silikon amorf terhidrogenasi (a-Si:H) tersebut juga memegang peran penting untuk menyerap energi surya untuk mengeksitasi elektron (memindahkan energi tanpa ionisasi).
Semua lapis dari film intrinsik dideposisi pada chamber PECVD (Plasma-Enhanced Chemical Vapor Deposition) yang sama dan dengan bahan gas yang sama. “Selanjutnya, proses fabrikasinya diharapkan bisa menjadi lebih mudah, efektif, efisien dan murah,” terang Yoyok. Harga yang lebih murah tersebut, lanjut Yoyok, lantaran adanya penggunaan substrat kaca komersil serta serta konsentrasi silan yang rendah sebagai upaya yang dilakukan untuk mengurangi biaya produksi.
Yoyok juga menjelaskan tentang mimpinya menuju sel surya berbasis a-Si:H yang murah dan efisiensi melampaui 13,6 persen. Menurut ayah tiga anak itu, angka tersebut merupakan efisiensi terbaik sel surya yang berbasis silikon amorf. Dosen yang berasal dari Situbondo tersebut juga menambahkan jika dirinya dan Kelompok Penelitian Bahan Maju Sel Surya, Departemen Fisika ITS akan tetap melakukan penelitian terkait pengembangan metode dasar terkait fabrikasi dan efisiensi sel surya multilayer.
“Selain menargetkan realisasi peningkatan efisiensi sel surya, kami juga bertekad untuk mewujudkan prototipenya,” pungkas Yoyok. (priscilla)