Saturday, May 11, 2024
HomeBerita BaruNusantaraRidwan Kamil: Mural Bisa Mempercantik Kota, Tapi Perlu Ada Batasan yang Disepakati

Ridwan Kamil: Mural Bisa Mempercantik Kota, Tapi Perlu Ada Batasan yang Disepakati

Bandung, Investigasi.today – Marak mural bernuansa kritik muncul di berbagai daerah. Kebanyakan mural- mural tersebut bertemakan kritik terhadap pejabat negara dan juga pemerintah, seperti terkait penanganan pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, tak sedikit mural yang dihapus petugas, diantaranya beberapa mural yang bergambar wajah mirip Presiden Joko Widodo.

Terkait hal ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melalui akun Instagram pribadinya @ridwankamil, Rabu (1/9) mengunggah foto mural bertuliskan Mural Is Dead.

Emil berharap seniman mural tidak tersinggung jika karyanya dihapus oleh pemilik tembok, terutama jika mural dibuat tanpa seizin pemilik tembok.

“Pelaku mural juga harus paham dan jangan baper (terbawa perasaan), jika karyanya suatu hari akan hilang. Apalagi tanpa izin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya,” ungkapnya.

Emil setuju bahwa mural termasuk seni lukis yang bisa mempercantik kota dan
tidak mempermasalahkan jika para seniman membuat mural di berbagai lokasi. Namun Emil menegaskan perlu ada batas-batas yang disepakati.

Untuk itu Emil mengajak seniman mural untuk berdiskusi menyepakati batasan tema mural yang dilukis di dinding, terutama jika bertemakan kritik terhadap keadaan.

“Seperti berlalu lintas kita dibatasi di lampu setopan, kebebasan ekspresi pun dibatasi oleh nilai ‘kesepakatan budaya dan kearifan lokal’. Itulah kenapa isu ‘mural kritik’ kelihatannya hari ini masih berada di ruang abu-abu,” jelasnya.

Menurut Emil, jika sudah ada kesepakatan maka tidak akan timbul masalah di kemudian hari. “Seniman bisa berkreasi, masyarakat pun bisa menikmati keindahannya. Petugas juga tidak sembarangan menghapus”, tuturnya.

Untuk menetapkan batasan tema mural, sebelumnya Emil juga sudah mengajak para seniman untuk berdiskusi ihwal pembuatan mural di berbagai lokasi.

“Tidak masalah, tinggal kita menyepakati secara etika dan budaya batas-batasnya selama memenuhi kearifan lokal, etika yang disepakati saya kira tidak terjadi masalah,” tandasnya. (Rm)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -












Most Popular