Sumenep, Investigasi.today – Aksi Ribuan Mahasiswa dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dari arah selatan Sepanjang Jalan Trunojoyo menuju Taman Bunga dan melakukan long march ke depan Gedung Parlemen DPRD Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menolak secara tegas RUU Omnibus law Cipta Kerja yang di sahkan oleh DPR Pusat pada tanggal (5/10/2020) beberapa hari yang lalu.
Aksi demo dari ribuan GMNI dan PMII Sumenep menolak secara tegas yang di Tok dan di sahkan secara tergesa-gesa oleh DPR Pusat yang hanya menyengsarakan rakyat dan masyarakat Indonesia, dan Rancangan Undang – Undang (RUU) Omnibus law Cipta Kerja ini kami sampaikan kepada semua Wakil Rakyat DPRD Kabupaten Sumenep dan kami atas nama rakyat menyampaikan aspirasinya di depan Gedung DPRD Sumenep, RUU Cipta Kerja ini yang hanya menguntungkan pengusaha dan investor asing dan menyengsarakan kaum buruh.
“Kami tegaskan kepada semua anggota DPRD Sumenep bahwa untuk RUU Ombibus law Cipta Kerja ini hanya menguntungkan para Pengusaha dan Investor asing dan menyengsarakan dan menindas masyarakat kecil”, terangnya Senin (12/10).
DPR Pusat adalah sebagai wakil daripada rakyat dan seharusnya memihak pada rakyat bukan sebaliknya menjadi penghianat dan menindas rakyat dan kaum buruh.
Yang sepantasnya sebagai wakil rakyat harus bekomitmen untuk mensejahterakan masyarakat. Tapi sayang, aksi demo dari PMII dan GMNI Sumenep tidak bisa ditemui oleh para wakil dari pada rakyat, berhubung Ketua Dewan dan anggotanya sedang berada di luar tugas keluar kota.
Sedangkan para aksi demo mendesak untuk bisa ketemu dan berusaha mendesak para petugas Keamanan gabungan dari Polres dan Satuan Pol PP serta Kodim 0827 Sumenep, dan dihadang di depan pagar besi dan terjadi dorong mendorong dan berakhir dengan ricuh.
“Pak Polisi, tolong kami mau ketemu sama Ketua dan anggota DPRD Sumenep hanya menyampaikan aspirasi rakyat yang tertindas kepada wakil rakyat DPRD Sumenep, kami ini bukan preman”, ucap salah satu mahasiswa.
“Kami dari Mahasiswa PMII dan GMNI kalau Ketua DPRD dan Anggotanya tidak bisa menemui kami dengan alasan tugas kerja keluar kota, tolong buka pintunya Pak Polisi kami ingin lihat apa betu dan kami tidak akan anarkis kami berjanji kami bukan preman, kami hanya menyampaikan aspirasi rakyat yang sedang tertindas”, ungkapnya.
Dan akhirnya aksi mahasiswa dan pihak keamanan berakhir dengan ricuh dan kami dari PMII dan GMNI Sumenep akan bertahan dan tidak akan meninggalkan tempat ini, di depan Gedung DPRD sampai nanti malam sebelum ditemui. (Fathor).