Gresik, investigasi.today – Memelihara tradisi itulah yang selalu dilakukan oleh warga Desa Setro. Tradisi gulat okol sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu dan tetap dipertahankan hingga kini sebagai khazanah budaya.
Tradisi gulat okol merupakan kebiasaan turun temurun. Menurut sesepuh desa ( bapak Rokhmad ), tradisi gulat okol bermula dari kebiasaan anak – anak penggembala kambing. “Sekitar ratusan tahun yang lalu Desa ini ( Setro ) ditimpa kemarau panjang sehingga banyak tanaman yang mati, begitu turun hujan semua orang sangat senang” katanya. “Semua warga menyambut hujan dengan gembira, termasuk anak – anak penggembala, mereka srokol – srokolan ( dorong mendorong hingga salah satunya jatuh ) dan menjadi tradisi sampai sekarang”,lanjutnya.
Tahun ini peserta gulat okol bukan hanya didominasi oleh kaum lelaki saja, kaum wanitapun tidak mau ketinggalan. Mereka ikut berpartisipasi untuk memeriahkan acara gulat okol.
Sementara itu Agus Erwanto salah seorang warga dan Tokoh pemuda mengatakan bahwa gulat okol merupakan salah bagian dari rangkaian acara Sedekah Bumi, selain arak – arakan Tumpeng, Istiqosah, orkes , ludruk dan kegiatan lain. “Sedekah bumi Desa Setro dimaksudkan untuk mengenang dan menghormati leluhur yang membuka hutan di kawasan Setro intuk dijadikan pemukiman ( Desa ), leluhur tersebut yaitu Kiai Bulu dan Nyai Bulu”. katanya.
Warga Setro juga membuat tumpeng dari hasil bumi, yang terdiri dari berbagai makanan, buah – buahan, sayur mayur dan umbi umbian. Juga ada tumpeng – tumpeng lain yang terbuat dari nasi, ayam panggang, telur dan lainnya. Tumpeng – tumpeng tersebut dibawah ke Balai , diarak keliling kampung dan didoakan. Setelah itu menjadi rebutan warga dan dibawa pulang, mereka percaya dengan keyakinan penuh hal tersebut akan nendatangkan rezeki dan terjauh dari mara bahaya.
Saat ditemui wartawan Investigasi, Kades Yoyok Adianto menyampaikan Tradisi yang diadakan tiap Tahun ini mempunyai tiga fungsi, yaitu TEGAL DESA ditujukan kepada leluhur yang sudah memberi peninggalan sebush Desa serta lahan pertanian, RUWAH DESA di tujukan untuk mengingat dan mendoakan arwah leluhur, SEDEKAH BUMI ditujukan sebahai bentuk rasa syukur atau selamatan atas panen (hasil bum) yang sudah diperoleh. “Semoga tradisi ang diadakan dari tahun ketahun ini bisa berlanjut seterusnya dan semakin meriah serta menarik wisatawan dan yang utama menjadi warisan budaya bagi anak cucu”, pungkasnya. ( Agus/Ivan )