Jakarta, Investigasi.today – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Afrika Selatan telah meminta bantuan kepada Indonesia terkait pasokan listrik. Minimnya listrik bahkan membuat lampu kota-kota di Afrika Selatan sering byar-pet alias nyala padam.
Hal ini disampaikan Luhut usai mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya di Afrika Selatan beberapa waktu lalu. “Ada satu momen yang paling berkesan saya alami yaitu saat kunjungan ke Afrika Selatan. Mereka meminta bantuan kepada Indonesia terkait pasokan listrik di sana yang sangat minim jumlahnya, sampai-sampai lampu kota di Johannesburg sering nyala-padam,” kata Luhut dalam Instagram Pribadinya @luhut.pandjaitan, Senin (4/9).
Padahal, kata Luhut, Afrika Selatan punya stranded gas yang berpotensi menghasilkan listrik sampai 100 megawatt. Mendengar hal ini, Indonesia berinisiatif membuat kesepakatan antara Pertamina dan pihak Afrika Selatan untuk bekerja sama.
“Selain itu, beberapa kesepakatan kerja sama di bidang energi, sumber daya mineral, bahan pangan, bahkan pharmaceutical juga berhasil kami eksplorasi lebih jauh dengan Kenya, Zimbabwe, dan Tanzania,” imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, PT PLN (Persero) ikut serta menjadi bagian dalam kunjungan bersejarah Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo untuk pertama kalinya ke Afrika. Dalam kunjungan ke Afrika pada 20-24 Agustus 2023, PLN akan bekerja sama dengan perusahaan listrik yang juga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) asal Afrika, Tanzania Electricity Supply Co. Ltd. (TANESCO) untuk mengembangkan bisnis kelistrikan yang reliable dan sustainable.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, kunjungan ini juga membuka ruang potensi kerja sama konkret yang akan memberi keuntungan bagi Bangsa Indonesia. Dalam kerja sama ini, Darmawan menyebut, Tanesco melihat sepak terjang PLN selama ini dalam bisnis kelistrikan dan menjadi perusahaan listrik global. Berkaca dari sepak terjang PLN, Tanesco ingin melakukan pengembangan bisnis yang sama di Afrika.
Darmawan menjelaskan Tanesco sudah lebih dulu mengunjungi Indonesia dan Menteri Energi Tanzania, January Makamba dan Manajemen Tanesco langsung menyambangi kantor PLN pada 10 Februari 2023 silam. Pada serangkaian pertemuan Presiden RI Joko Widodo di Afrika ini, PLN dan Tanesco akan melakukan kesepakatan kerja sama dalam bidang transformasi digital, pengembangan bisnis, dan juga peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Selain PLN, Pertamina NRE juga menyatakan minatnya untuk berinvestasi dalam penyediaan tenaga listrik berbasis gas maupun energi terbarukan di Afrika. Hal ini disampaikan CEO Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) Dannif Danusaputro dalam kunjungannya ke Afrika Selatan pada Jumat (25/8).
Sebelumnya, Pertamina telah menandatangani nota kesepahaman dengan GUMA, perusahaan lokal yang fokus di investasi dan peningkatan infrastruktur di Afrika, untuk wilayah kerja sama Kenya, Afrika Selatan dan Republik Demokratik Kongo. Komitmen itu terkait kerja sama pengembangan dan optimalisasi pipa gas, pengembangan pembangkit listrik tenaga gas, serta pengembangan fasilitas ekspor listrik ke Afrika Selatan yang akan melibatkan Pertamina NRE.
Untuk diketahui, selain PLTGU dan PLTS, Afrika juga memiliki sumber tenaga panas bumi yang berpotensi menjadi salah satu tujuan investasi Pertamina NRE. Pada Selasa (22/8), anak usaha Pertamina NRE, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGE), menandatangani nota kesepahaman dengan Africa Geothermal International No 1 Limited (AGIL No 1) untuk pengembangan panas bumi pada konsesi Longonot di Kenya. AGIL merupakan Perusahaan di Kenya yang bergerak di bidang pengembangan panas bumi. (Slv)