Saturday, December 7, 2024
HomeBerita BaruJatimAntisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Surabaya Tambah Pos Pantau

Antisipasi Cuaca Ekstrem, BPBD Surabaya Tambah Pos Pantau

Surabaya, investigasi.today – BMKG Juanda memprediksi cuaca ekstrem di Jatim akan terjadi hingga 18 Maret 2024, salah satunya di Surabaya. Untuk menghadapi cuaca ekstrem, BPBD Surabaya melakukan antisipasi terjadinya bencana hidrometeorologi.

Berdasarkan laman BMKG, bencana hidrometeorologi merupakan fenomena bencana alam yang terjadi pada atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi). Akibatnya, bisa terjadi hujan lebat, banjir, tanah longsor, angin kencang, puting beliung serta hujan es.

Kepala BPBD Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengatakan, BMKG Juanda memprakirakan pada 12 sampai 15 Maret 2024, intensitas hujan akan meningkat. Lalu, pada 16 sampai 18 Maret 2024, intensitas hujan mulai menurun.

“Meskipun kondisi cuaca ekstrem, tetapi di Surabaya masih aman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. BMKG juga menyarankan untuk menyiapkan seluruh rumah pompa dalam keadaan aktif,” kata Hebi, Jumat (15/3).

Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem, pihaknya akan menambah empat pos pantau baru di perbatasan Surabaya. Yakni di Pos Pantau Karangpilang, Pos Pantau Lakarsantri, Pos Pantau Romokalisari dan Pos Pantau Gunung Anyar.

“Pasti ada penambahan, yakni sebanyak 4 pos pantau, terutama yang di perbatasan Kota Surabaya. Sedangkan 18 pos pantau lainnya, terus aktif selama 24 jam,” ujarnya.

Selain itu, untuk mewaspadai cuaca ekstrem, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Antisipasi Bencana Hidrometeorologi dengan Nomor 300.2/2174/436.8.5/2024 sejak 31 Januari 2024.

“Saat berada di luar hindari berteduh di bawah pohon, reklame, bawah flyover dan kolong underpass yang berpotensi menyebabkan kemacetan saat terjadi cuaca ekstrem. Segera berteduh di dalam rumah atau tempat yang aman saat terjadi cuaca ekstrem,” imbau Hebi.

Hebi juga mengimbau masyarakat di wilayah pesisir agar selalu waspada, khususnya nelayan agar memperhatikan cuaca dan gelombang tinggi sebelum melaut. Nelayan diharapkan tidak memaksakan melaut ketika terjadi gelombang tinggi dan cuaca buruk, serta petani tambak di pesisir diminta memperkuat tanggulnya.

“Masyarakat juga diminta untuk segera melapor pada kesempatan pertama apabila terjadi kejadian kedaruratan atau bencana kepada Command Center 112. Serta, mengupdate informasi cuaca secara berkala apabila hendak bepergian melalui sosial media ataupun aplikasi BMKG https://juanda.jatim.bmkg.go.id/radar/,” urainya.

BPBD Surabaya pun terus mengaktifkan 7 Posko Terpadu dan 18 Pos Pantau yang tersebar di Surabaya. Yakni Posko Terpadu Utara, di Jalan Kasuari No 1 Surabaya. Kedua, Posko Terpadu Selatan di Jalan Dukuh Menanggal No 1 (Kantor Dinas Perhubungan). Ketiga, Posko Terpadu Barat, di Kantor Kecamatan Tandes.

Keempat adalah Posko Terpadu Timur berada di Park n Ride Arif Rahman Hakim. Kelima yakni di Posko Terpadu Pusat di Sumatera No 71 Surabaya (Kantor PMI), keenam di Posko Terpadu Dukuh Pakis di Park and Ride Mayjend Sungkono, serta ketujuh adalah Posko Terpadu Kedung Cowek ada di Kantor Kecamatan Kenjeran.

“Selain 7 Posko Terpadu, Pemkot Surabaya juga mengoptimalkan keberadaan 18 pos pantau. Di mana lokasi pos pantau ini juga tersebar di seluruh wilayah Kota Pahlawan,” pungkasnya.

Ke-18 lokasi pos pantau ini terdiri dari Pos Pantau Sedap Malam, Pos Pantau Indrapura, Pos Pantau Tugu Pahlawan, Pos Pantau Genteng, Pos Pantau Tidar, Pos Pantau Bungkul, Pos Pantau Kebun Binatang Surabaya (KBS), Pos Pantau GOR Pancasila, Pos Pantau Wiyung dan Pos Pantau Bambu Runcing.

Kemudian, Pos Pantau Taman Pelangi, Pos Gudang Menur, Pos Pantau RSIA di Jalan Kenjeran, Pos Pantau UKM MERR, Pos Pantai Panjang Jiwo, Pos Gudang Hitech Mall, Pos Pantau Taman Sejarah dan Pos Mako Jemursari. (Lg)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular