Monday, October 7, 2024
HomeBerita BaruPeristiwaDandim 0824 Jadi Narasumber Diskusi Panel

Dandim 0824 Jadi Narasumber Diskusi Panel

Jember. Investigasitop.com- Pada Selasa 23/05/2017
Pukul  20.00 Wib bertempat di Gedung Graha Insani Jl Mastrip Jember
dilaksanakan Diskusi Panel yang yang diselenggarakan oleh Mahasiswa yang
tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Indonesia Jember dengan thema
“Propaganda Media dan Desintegrasi Bangsa”
Hadir
pada kesempatan tersebut  beberapa narasumber diantaranya Komandan Kodim
0824 Letkol Inf Rudianto, Kabakesbangpol Pemkab Jember Suprapto, PWI Jember  Oriza, Ipda Dian Eko Staf IPP Polres Jember,
Winardi Nawa Putra mewakili Pemred Radar Jember dan Gus Robit Wajinoar
(Asparagus), hadir sebagai auden mahasiswa dari HMI Jember, GMNI, KAHMI,
Organisasi Mahasiswa Kristen dan lain-lain sejumlah 83 orang.
Masing
masing narasumber mendapatkan kesempatan memberikan ulasan terkait thema yang
diusung oleh panitia serta pengaruh media saat sekarang ini yang berkembang
begitu pesat sehingga menyulitkan masyarakat itu sendiri untuk menverifikasi
mana media yang beritanya dapat dipertangung jawabkan dan mana yang tidak,
sedangkan pemberitaan berkembang dengan liar dengan munculnya media streaming dan
media online, dan penyebaran serta propagandanya beraneka raga sehingga
memungkinkan propaganda media tersebut mampu memecah belah persatuan dan
kesatuan yang berakibat pada disintegrasi bangsa.
Setelah
dari PWI, Pemred Radar Jember dan narasumber lainnya memberikan penyikapannya
giliran Komandan Kodim 0824 Jember Letkol Inf Rudianto yang memberikan ulasanya
yang menegaskan bahwa peran media sejak jaman perjuangan sangatlah besar, kalau
kita ingat bersama Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebar luas melalui apa
kalau tidak media massa, yang membakar semangat kepahlawanan 10 Nopember 1945
di Surabaya adalah Bung Tomo melalui media radio, itu juga merupakan peran
besar media massa saat itu sehingga dukungan perjuangannya meluas dan kuat.
Sehingga
sangat sangat tidak mungkin kalau ada diantara media massa saat ini memiliki
tujuan kearah provokatif dan mengakibatkan disintegrasi bangsa seperti pada
thema acara ini, kalaupun ada itu hanyalah perbuatan oknum, yang terpenting
adalah bagaimana kita menyerap pemberitaan melalui suatu media yang jelas
identitas medianya, jelas sumber pemberitaannya dan semua berita yang disajikan
tersebut jangan langsung kita telan tetapi harus kita cerna dulu, kita rasakan
kebenarannya dan lain-lain. Tegas Letkol Inf Rudianto.
Bahkan
Letkol Inf Rudianto menyampaikan, tidak usah terlalu jauh dari Agama Islam saja
berita yang tidak benar itu masuk pada ghibah membicarakan keburukan orang
tanpa sumber yang jelas yang berpotensi menjadi fitnah dan lain-lain.
Usai
ulasan dari para narasumber dilanjutkan dengan tanya jawab, dari berbagai pertanyaan
salah satunya dari Rahmad Hidayat yang melontarkan 3 pertanyaan diantaranya :
apa tanggapan Dandim 0824 terkait penyebaran isu makar yang tulis  oleh Allan Nairn, Apakah Pancasila sebagai
Dasar Negara sudah lemah dan apakan perlu diadakan pemahaman butir-butir
Pancasila melalui P4.
Dari
pertanyaan tersebut diatas Suprapto 
menegaskan bahwa keberadaan pendidikan sekolah saat ini dirasa banyak
menyimpang diantaranya tidak adanya pendidikan moral, tidak adanya pendidikan
sejarah sehingga murid-murid saat sekarang ini tidak mengenal siapa itu Imam
Bonjol, 
Siapa itu Pangeran Diponegoro, mereka tidak mengenal siapa pahlawan
nasional kita, mereka tidak diajarkan etika melalui pendidikan moral dan hal tersebut
sudah dibahas diberbagai seminar kajian dan lain-lain yang 
merekomendasikan
adanya kembali pendidikan sejarah dan pendidikan moral Pancasila atau
sejenisnya.
Selanjutnya
Letkol Inf Rudianto yang memberikan jawaban berikutnya menegaskan bahwa kita saat
ini mudah heran, mudah bangga dengan apa saja yang berasal dari luar negeri,
hal inilah yang mengakibatkan kita terjebak oleh pernyataan atau pemberitaan
yang ditulis oleh seorang jurnalis yang bernama Allan Nairm tersebut, dari sini
yang harus kita tegaskan adalah yang tahu kondisi Bangsa Indonesia adalah
Bangsa Indonesia itu sendiri bukan bangsa lain.
Dari
berbagai tanggapan terhadap peran media massa tersebut Winardi NP  juga menegaskan bahwa gampang saja sebenarnya
kalau kita ingin pemberitaan yang benar kita harus memilih sumber berita yang
menyakinkan diantaranya apakan media itu punya kantor, apakah media tersebut
terdaftar di Dewan Pers dan lain-lain sehingga mudah dalam menuntut
pertanggungjawabannya kalau sudah seperti itu, kalau kita menyerap berita dari
media yang tidak jelas kepada siapa kita akan menuntut pertanggungjawbannya
apabila berita itu tidak benar, kita akan kesulitan sendiri.
Masih
menurut Winardi NP bahwa yang paling berat saat ini meneurutnya adalah
masyarakat lupa dan kurang bisa membedakan berita dan opini, bahwa kalau suatu
berita itu didapat melalui konfirmasi, investigasi dan lain-lain dan itu semua
dapat dibuktikan oleh si pembuat berita, sedangkan opini adalah pendapat
pribadi orang per orang yang dimuat oleh media, itu sebenarnya mampu menjawab
sekaligus terhadap status wartawan atau jurnalis tersebut profesional, karena
sebenarnya yang dinamakan wartawan atau jurnalis adalah mereka yang sudah lulus
uji kompetensi wartawan (UKW) namun dengan era global saat ini siapapun bisa
mengatakan bahwa dirinya wartawan atau jurnalis.
Kemudian
dari  Oriza juga menambahkan kalau era
dulu informasi atau berita penting itu hanya dimiliki oleh kalangan tertentu,
bisa bangsawan jaman kerajaan, pejabat tinggi dan agen-agen tertentu, namun stelah
diketemukan mesin cetak hal tersebut berubah informasi dimiliki oleh masyarakat
luas, apalagi saat ini dengan berkembangnya tehnologi internet hal tersebut
menjadi berbeda lagi dimana disamping informasi tersebut menjadi milik
masyarakat luas bahkan masyaraktpun mampu menguasai suatu informasi dan
lain-lain.
Oriza
menambahkan bahwa bisnis media adalah bisnis kepercayaan sehingga apabila media
tersebut jelas tentunya sangat tidak mungkin menyebarkan berita bohong apalagi
bernuansa provokatif, hal tersebut pastinya akan menenggelamkan media itu
sendiri.

Usai
tanya jawab dilanjutkan dengan kesimpulan dari mederator dan selanjutnya
dilakukan penyerahan vandel dari HMI Jember kepada para narasumber termasuk
kepada Dandim 0824 Jember oleh ketua HMI Jember  Faris.(Nurhadi)
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -





Most Popular