Friday, March 29, 2024
HomeBerita BaruHotDikaitkan dengan Infeksi Cacar Monyet, Komunitas LGBTQ Meradang

Dikaitkan dengan Infeksi Cacar Monyet, Komunitas LGBTQ Meradang

Jakarta, Investigasi.today – Terkait menyebarnya wabah cacar monyet yang terjadi di Eropa dan Amerika, badan kesehatan beberapa negara menyebut bahwa infeksi cacar monyet ini banyak menginfeksi kaum gay dan biseksual.
Ungkapan tersebut nyatanya menimbulkan kekhawatiran bagi komunitas LGBTQ di Montreal.

Kekhawatiran ini muncul lantaran risiko cap penyakit LGBTQ yang melekat pada cacar monyet. Bagi Direktur eksekutif Pusat LGBTQ2+ Pulau Barat Montreal, David Hawkins, hal ini mengingatkannya pada stigma AIDS.

“Bertahun-tahun kemudian, AIDS masih dilihat sebagai penyakit gay, dan hal-hal seperti itu yang masih disebut orang sebagai alasan larangan darah bagi pria yang berhubungan seks dengan pria untuk mendonorkan darah … Kami masih melawan itu,” kata Hawkins dikutip dari CBC.

“Risiko dan ketakutan bahwa ini akan digunakan untuk menstigmatisasi komunitas LGBTQ2+ lebih jauh, saya pikir ketakutan itu sangat nyata bagi banyak orang,” tuturnya.

Dua kasus cacar monyet telah dikonfirmasi di Quebec – kasus pertama di negara tersebut – dan 20 kasus di provinsi tersebut sedang diselidiki.

“Kami masih belum pulih dari stigma yang datang dengan HIV dan AIDS sebagai komunitas … Risiko ini juga berpotensi ada cacar monyet jika itu terus berkembang,” tandasnya.

Direktur eksekutif jaringan organisasi AIDS Quebec (COCQ-SIDA), Ken Monteith mengatakan virus ini terasa seperti deja vu.

Monteith menuturkan bahaya stigma dalam kaitannya dengan masalah kesehatan adalah bahwa jika orang takut diidentifikasi dengan kelompok tertentu, maka mereka mungkin tidak melakukan tes dan mereka mungkin menularkan.

“Ini adalah virus, tidak masalah siapa itu dan siapa yang memilikinya. Itu tidak dihasilkan oleh identitas, itu dihasilkan oleh dirinya sendiri,” jelas Monteith.

Sementara itu, Réjean Thomas, dokter dariClinique médicale l’Actuel, sebuah klinik di desa gay Montreal yang mengkhususkan diri dalam merawat orang dengan HIV dan penyakit menular seksual lainnya, mengungkapkan dia melihat hingga enam pasien dengan gejala yang berhubungan dengan monkeypox. Dia melihat gejala seperti lesi pada alat kelamin pasiennya, dalam dua minggu terakhir.

“Penyakit itu tidak berbahaya… setidaknya bentuk yang kita lihat di sini, tidak terlihat parah,” ucapnya.

Thomas menekankan bahwa setiap orang berisiko terkena cacar monyet, dan hanya karena itu terutama beredar di komunitas LGBTQ, itu tidak berarti itu akan tetap ada atau itu adalah “penyakit gay.”

“Kemungkinan itu kebetulan ada di komunitas gay,” tandasnya.

Hal senada juga disampaikan oleh dokter Theresa Tam, kepala petugas kesehatan masyarakat Kanada. Ia mengingatkan untuk tak mengaitkan penyakit cacar monyet dengan satu kelompok tertentu.

“Tentu saja kami akan memberikan dukungan dan informasi … tetapi saya pikir orang harus memahami bahwa ( penularan melalui ) kontak dekat dan itu bisa terjadi dengan cara yang berbeda,” terangnya.

“Menunjuk pada kasus di Inggris, ada dua yang melibatkan orang yang tinggal di rumah tangga yang sama,” lanjutnya. (*/gm)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment - (br)

Most Popular