Monday, December 23, 2024
HomeBerita BaruHukum & KriminalDua Oknum Anggota TNI dan Paspampres Minta Tebusan Rp 50 Juta, Tak...

Dua Oknum Anggota TNI dan Paspampres Minta Tebusan Rp 50 Juta, Tak Dipenuhi Pemuda Aceh Disiksa Sampai Tewas

Surabaya, Investigasi.today – Praka Riswandi Malik alias Praka RM dan kawan-kawan diduga menculik pemuda asal Aceh, Imam Masykur karena alasan ekonomi. Para pelaku meminta uang tebusan senilai Rp 50 juta sebagai syarat bebas.

“Mereka minta 50 juta tadi tidak dipenuhi kan, akhirnya siksa terus,” kata Danpomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar saat dihubungi, Senin (28/8).

Karena tak kunjung mendapat uang yang diminta, para pelaku melakukan penyiksaan kepada korban. Hingga pada akhirnya, korban meninggal dunia.

“Pada saat disiksa mungkin penyiksaan itu berat, akhirnya meninggal,” jelas Irsyad.

Sebelumnya, seorang pemuda berusia 25 tahun bernama Imam Masykur, warga Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen, Aceh, yang tinggal di Ciputat dilaporkan menginggal dunia. Korban diculik dan dianiaya sejumlah oknum militer.

Akun media sosial X (dulu Twitter) bernama @Aceh mengungkapkan, oknum tersebut terdiri atas 3 orang TNI yaitu 1 dari Paspampres dan 2 orang lagi dari satuan Kopasus.

Berdasar informasi dari akun tersebut, kejadian bermula saat korban dilaporkan menghilang dan diduga diculik pada 12 Agustus di kawasan Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang Selatan. Setelah itu, keluarga korban mengaku masih menerima telepon dari korban. Saat itu korban menyebutkan sedang dianiaya pelaku yang menjemputnya secara paksa.

Para pelaku juga mengirimkan pada keluarga korban video penyiksaan yang akhirnya saat ini viral di media sosial.

Video pertama memperlihatkan korban dipukul berulang kali di bagian punggung menggunakan benda tumpul. Saat yang bersamaan pelaku mengancam pihak keluarga untuk segera mentransfer uang tebusan Rp 50 juta.

Pelaku tersebut juga mengatakan apabila uangnya tidak segera dikirimkan, korban akan dihabisi kemudian dibuang ke sungai.

Di video lain terlihat punggung korban yang sudah dipenuhi luka lebam dan berdarah. Korban juga diketahui menelepon temannya guna meminta bantuan agar dapat meminjamkan sejumlah uang sesuai permintaan pelaku. Dia mengaku sudah tidak kuat disiksa lagi.

Setelah itu, korban tidak dapat dihubungi dan tidak kunjung pulang ke rumah. Akhirnya pihak keluarga yang diwakili Said Sulaiman melaporkan kejadian tersebut ke Polda Metro Jaya pada 14 Agustus.

Namun setelah berhari-hari tidak ada kabar dari korban, baru pada 24 Agustus pihak keluarga korban mendatangi RSPAD Jakarta Pusat guna menjemput Imam Masykur yang telah meninggal.(slv)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular