Friday, March 29, 2024
HomeBerita BaruJatimFakta Baru, Korban Bullying di Kota Malang Pernah Dilempar ke Paving dan...

Fakta Baru, Korban Bullying di Kota Malang Pernah Dilempar ke Paving dan Pohon

Kapolresta Malang Kota, Kombespol Leonardus Simarmata saat mengunjungi MS

Malang, investigasi.today – Fakta baru ditemukan dalam kasus perundungan atau bullying yang dialami oleh MS siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 16 Kota Malang. Saat pemeriksaan tujuh siswa terduga pelaku kekerasan mengaku bahwa MS pernah dibanting ke paving dan pohon.

Kapolresta Malang Kota, Kombespol Leonardus Simarmata menyampaikan berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan polisi, tujuh siswa itu mengakui melakukan tindakan kekerasan kepada MS. Pemeriksaan dilakukan pada Senin, (3/2) lalu dan status ketujuh siswa itupun masih sebagai saksi.

“Anak-anak ini mengaku mengangkat korban secara bersama-sama lalu dilempar ke paving, kemudian diangkat lagi dan dilempar ke pohon,” ungkap Leo, Selasa, (4/2) kemarin.

Leo menambahkan, meski tujuh siswa itu mengaku hanya iseng mengerjai MS. Namun, polisi memastikan akan bertindak obyektif dalam kasus hukum ini. Bila terbukti melanggar, tujuh siswa ini bakal diproses sesuai prosedur undang-undang.

“Mereka diduga melanggar pasal 80 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang kekerasan yang dilakukan bersama-sama di muka umum. Tetapi karena terduga pelaku masih anak-anak, proses hukumnya sesuai dengan peradilan anak,” terang Leo.

Kasus bullying yang menghebohkan dubia pendidikan Malang ini ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Malang Kota karena pelaku dan korban sama-sama anak dibawah umur. Polisi juga melakukan pendampingan terhadap korban maupun pelaku dengan memberikan pendampingan psikologis.

Saat dikonfirmasi terkait hal ini, Taufik (paman MS) yang mewakili pihak keluarga menyampaikan bahwa berdasarkan observasi dokter, jari keponakannya sudah tidak berfungsi dan harus diamputasi.

Sementara itu, Perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil Malang Peduli Pendidikan, Sri Wahyuningsih mengatakan, dirinya mewakili masyarakat Kota Malang, merasa prihatin atas kejadian yang menimpa MS. Apalagi kejadian kekerasan tersebut terjadi di lingkungan sekolah.

“Kami sangat prihatin atas keadaan adik MS. Kami mengharap kejadian ini tidak terjadi lagi, dan anak-anak terjamin keamanan dan kenyamanannya ketika berada di sekolah,” ujar Wahyuningsih. (Bangir/Utsman)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular