
Jakarta, Investigasi.Today – Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono mengaku mendapat laporan dari TNI-Polri terkait Gerakan Kedaulatan Rakyat yang akan digelar pada 22 Mei akan dinodai dengan teror bom. Hal tersebut diungkapkan Hendropriyono saat menghadiri acara Musyawarah Besar Kaum Muda Indonesia.
“Saya sangat sedih, banyak laporan dari jajaran aparat negara bahwa pada saat pawai nanti yang mereka bilang namanya pawai kedaulatan rakyat atau apa itu, gonta-ganti namanya ini, pokoknya turun ke jalan, itu akan dibom,” ujarnya di Gedung Djoeang 48, Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Minggu (19/5).
Hendro menyebut aksi bom tersebut akan dijadikan alasan untuk memfitnah pemerintah. Padahal, tugas pemerintah sendiri adalah untuk menjaga rakyatnya dalam rasa aman dan sejahtera. “Biasa, sudah fitnah terus bahwa yang ngebom pemerintah. Ngapain ngebom rakyatnya sendiri? Pemerintah harus membawa rakyat kepada keamanan dan kesejahteraan di masyarakat. Masa dibom? yang ngebom mereka,” jelasnya.
Hendro menerangkan kebenaran informasi teror bom pada 22 Mei tersebut dibuktikan dengan penangkapan puluhan teroris. Namun, dia meminta masyarakat untuk tetap tenang dan melakukan antisipasi.
“Apakah teroris yang ditangkap Densus 88 itu sudah semua? Belum tentu. Mungkin ada temannya yang jalan sendiri-sendiri, Kita tidak tahu,” tandasnya.
Hendro juga menyampaikan analisanya bahwa aksi yang akan diwarnai dengan aksi bom ini akan berujung pada sebuah kudeta sipil. Kudeta yang diawali dengan memantik kemarahan masyarakat dan melampiaskan kepada pemerintah. “Kalau sudah begini, ada yang ditembak, ada yang dibom. Maka jadilah, mereka bilang, martir. Martir konotasinya positif. Ada martir,” terangnya.
“Nah, kalo sudah seperti itu semangat rakyat jadi terbakar untuk marah dan tujuannya jelas untuk menggulingkan pemerintahan, itu persoalannya. Melalui kudeta, ini yang kemudian disebut kudeta sipil,” tandasnya. (Ink)