
Pontianak, Investigasi.today – Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), H. Sutarmidji, mengungkapkan Pendapatan Daerah Provinsi Kalbar Tahun 2020 menggalami pengurangan sekitar kurang lebih Rp. 800 Miliar. Pengurangan ini diakibatkan Pandemi Covid-19 yang melanda Provinsi Kalbar dan Indonesia.
“Kita tetap prioritas pada infrastruktur, kemudian banyak kegiatan yang dikurangi, karena pendapatan berkurang, kurang lebih Rp.800 Miliar baik PAD maupun transfer pusat, DAU saja berkurang kurang lebih Rp. 198 Miliar. Sedangkan PAD perkiraan kita berkurang sekitar Rp. 200-an Miliar dan Pendapatan lain-lain yang cukup besar berkurang dari Rp. 400 Miliar kini tinggal Rp.170 Miliar sehingga berkurang sekitar 600 – 800 miliar. Selain berkurang, anggaran juga banyak digunakan untuk pembiayaan Covid-19,” ungkap Gubernur usai Rapat Paripurna Nota Penjelasan Terhadap Rancangan KUA dan PPAS Perubahan APBD Provinsi Kalbar Tahun 2020 di Aula Balairungsari Kantor DPRD Provinsi Kalbar, Kamis (6/8).
Meskipun demikian, dirinya tetap berfokus juga infrastruktur dan pembangunan RSUD Soedarso yang ditargetkan selesai pada tahun depan. “Tetapi fokus kita tetap infrastruktur, dan target saya harus selesaikan Rumah Sakit Soedarso paling lama tahun depan,apapun caranya harus ya ini penting, biar kondisinya bagaimana pun,” tuturnya.
Dirinya pun berharap untuk kegiatan program pembangunan desa yang ada di kalbar direalisasikan segera. “Saya berharap juga kegiatan-kegiatan pembangunan di desa-desa cepat dijalankan, sehingga saya berharap perubahan anggaran dilakukan cepat oleh Dewan. Karena record pushing itu kemarin sudah ada merubah dari belanja barang dan jasa yang seharusnya untuk desa-desa itu ke BTT. BTT tidak boleh segampang itu kita harus gunakan misalnya padat karya dan sebagainya, karena aturannya untuk kegiatan kegiatan emergency, saya nggak mau melanggar aturan walaupun dikatakan segera,” katanya.
Menurut Gubernur Kalbar, H. Sutarmidji, saat ini kontraksi ekonomi daerah menggalami pertumbuhan minus sekitar 3,4 persen. “Kontraksi ekonomi kita pertumbuhan ekonomi kita juga minus 3,4 persen,walaupun nasional minus 5 persen. Ini kita harus cepat belanjanya, jangan sampai triwulan ketiga terjadi kontraksi lagi, kalau terjadi kontraksi maka terjadinya resesi ekonomi bisa terjadi. Tetapi saya berharap kalau pertumbuhan ekspor sekarang masih plus,kemudian kita terus tumbuh ekspornya maka resesi itu insya allah tidak terjadi,” paparnya.
Dengan percepatan realisasi belanja daerah maka akan menimbulkan peredaran uang di masyarakat agar menekan laju inflansi daerah. “Kita berharap ada perubahan signifikan dari sisi ekonomi, kemampuan belanja dengan belanja daerah yang dipercepat, seluruh daerah tingkat dua mempercepat realisasi belanja kita juga, semuanya akan kita realisasi kan secepat-cepatnya, agar uang beredar di masyarakat, sehingga pedagang ada pendapatannya kita juga jaga pasokan kebutuhan pangan. Agar tidak terjadi inflasi karena daya beli masyarakat sedang menurun, jangan sampai terjadi inflasi, itu yang bahaya, semua daerah harus seperti itu menjaganya. Mudah-mudahan kita bisa keluar dari kontraksi ekonomi ini karena Covid-19, dan kita juga bisa menjaga agar Covid-19 tidak berkembang di Kalbar ini,” pungkasnya.(Rahman/Hasnan.s)