Saturday, July 27, 2024
HomeBerita BaruPeristiwaPanen Padi Teknologi Singgang Dipantau Tim BPTP Jatim

Panen Padi Teknologi Singgang Dipantau Tim BPTP Jatim

Mojokerto.Investigasitop.com- Danramil 0815/19 Magersari Lettu Inf Heru Widodo CP bersama
Peneliti Tanaman Pangan dari BPTP Propinsi Jatim Ir. Rohmad Budiono, M.Sc,
melaksanakan panen padi dengan Teknologi Singgang, bertempat di Area sawah
seluas 2.500 M2 di Lingkungan Sumolepen Gang Sawah Kelurahan
Balongsari Kecamatan Magersari Kota Mojokerto milik H. Durajak, pada Senin
(23/01).     
Menurut keterangan Peneliti BPTP
Jatim Ir. Rohmad Budiono MSc, melalui Danramil, teknologi
singgang harus diterapkan dengan konsep Pengelolaan Tanaman secara Terpadu
(PTT) padi sawah. Salah satu komponen pentingnya adalah tanam secara jajar
legowo (jarwo) 2:1. Kalau tidak 2:1, itu bukan jajar legowo.  “Penerapan teknologi singgang harus direncanakan dengan
baik”, lanjutnya, “terutama pada dua minggu sebelum dan setelah panen. Batang
padi harus dijaga tetap segar. Caranya, tanaman diairi tujuh hari sebelum
panen, atau panen diajukan 5 – 7 hari sebelumnya.”
“Tujuh hari setelah panen, diamati
apakah singgang alami tumbuh apa tidak. Jika tumbuh lebih 70%, maka teknologi
singgang layak diterapkan. Selanjutnya, pangkas tunggul padi sampai di pangkal,
kira-kira tersisa maksimal 3 cm. 
Biarkan selama 2-3 hari, lalu airi kembali.
Bila ada tunggul yang mati, sulam dengan memecah tunggul yang hidup di
dekatnya.Tujuh hari setelah pangkas, segera lakukan pemupukan dengan dosis 15%
lebih tinggi dari dosis pupuk dasar rekomendasi. Selebihnya tanaman dipelihara
seperti biasa.”
Keuntungan menerapkan teknologi
Singgang, diantaranya : tidak perlu pengolahan lahan seperti
pembenihan/persemaian, tidak harus membajak dan tidak menanam; Menghemat biaya
30%, Sistem Tehnologi Singgang dapat dilakukan sampai dengan 4 kali dan waktu
panen lebih cepat 20 hari dari tanam padi regular.   Lebih lanjut Ir.
Rohmad Budiono, MSc (Peneliti Tanaman Pangan BPTP Propinsi Jatim) bahwa Sistem
Tehnologi Singgang hasilnya lebih bagus dibandingkan dengan tanam padi reguler
selain itu petani yang biasanya dalam 1 tahun hanya bisa panen 2 kali dengan
sistem singgang bisa panen 3 kali dalam 1 tahun.

Dalam kesempatan tersebut, Danramil
0815/19 Magersari, menyampaikan kepada para Kelompok Tani apabila memerlukan
alat mesin pertanian seperti traktor, mesin tanam, dan lain-lain agar
menyampaikan melalui Babinsa.  Pihak TNI AD akan berupaya membantu
kebutuhan para petani. Pungkas Danramil. Turut serta dalam kegiatan tersebut,
antara lain para Babinsa Ramil Magersari dan Pok Tani Lingkungan Sumolepon Kel.
Balongsari, Magersari Kota Mojokerto.(bolang)
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular