Thursday, April 25, 2024
HomeBerita BaruPeristiwa“Pembinaan dan Pengawasan Terpadu Terhadap Pelaku Usaha Pertambangan” bersama Komisi VII DPR...

“Pembinaan dan Pengawasan Terpadu Terhadap Pelaku Usaha Pertambangan” bersama Komisi VII DPR RI dan Dirjen Minerba di Hotel Pesona Gresik

INVESTIGASITOP.COM(Gresik) Pemerintah RI
memberikan batas waktu pada PT Freeport Indonesia (FI) untuk mulai membangun smelter
di Gresik. Deadline yang diberikan yaitu selama enam bulan, terhitung hinggga
Oktober 2017. Jika tidak, ekspor kosentrat PT FI akan dicabut.
Direktorat
Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba), Bambang Gatot Cahyono
mengungkapkan, tidak bisa memastikan bahwa PT FI akan membangun Smelter di
Gresik, meskipun secara teknis pembangunan yang pas ada di Gresik. Karena ada
PT Petrokimia Gresik yang siap menampung asam sulfat nya.
“Tapi
nanti tergantung Freeport, ” jelas Bambang dalam acara dialog dengan tema
“Pembinaan dan Pengawasan Terpadu Terhadap Pelaku Usaha Pertambangan” bersama
Komisi VII DPR RI dan Dirjen Minerba di Hotel Pesona Gresik, Senin (17/4).
Ditegaskan
Bambang, terkait pembangunan smelter, PT FI diberi waktu mulai 2017 sampai 2020
untuk menuntaskannya. Dan selama enam bulan kedepan harus sudah ada progresnya.
“Kalau tidak ada progres selama 6 bulan kedepan, maka izin ekspor kosentrat
kita cabut,” tandas Bambang.
Anggota
DPR RI dari Fraksi Partai Golkar, Eny Maulani Saragih memastikan PT FI tidak
ada pilihan kecuali membangun smelter di Gresik. Jika PT FI membangun di Papua
berarti semakin tidak mungkin pembangunan smelter terlaksana. “Kalau dibangun
di Gresik infrastruktur sudah sangat memadahi. Tetapi jika Freepot membangun
smelter di Papua maka akan semakin ke laut, ” kata Eny Maulani Saragih, (17/4)
Pada
acara yang juga dihadiri perwakilan pengusaha tambang termasuk perwakilan PT FI
yang hadir, Eny berharap agar mereja segera memastikan membangun smelter di
Gresik. Pasalnya di Gresik ada pabrik pupuk PT Petrokimia Gresik sehingga tidak
perlu membangun infrastruktur yang lain.
“Di
Gresik semuanya yang dibutuhkan smelter ada. Tinggal pilih mau di Kawasan PT
Petrokimia Gresik atau JIIPE (Java International Integrated Port and Estate),”
imbuh Eny.
Sementara
itu Bupati Gresik, Sambari Halim Radianto mengungkapkan, kabar PT FI akan hadir
dan membangun bagi telinga warga Gresik tidak asing. Namun hingga saat ini
belum ada kepastian terkait hal ini padahal sarana dan prasarana pembangunan
smelter sudah disiapkan.
Sambari
bahkan sempat meminta pendapat dari perwakilan PT FI yang ikut hadir pada acara
ini namun menolak memberikan pendapat. “Bukan kapasitas saya untuk ikut
berpendapat karena saya hanya memenuhi undangan saja untuk hadir pada acara
ini. Untuk lebih jelasnya bisa langsung berhubungan dengan Humas
Freeport,” ujar Anas, salah satu perwakilan dari PT FI.

“Kapan
Freeport akan hadir tidak ada kepastian. Dan ketika masyarakat tanya maka saya
akan jawab tidak ada. Karena selembar kertas pun belum ada yang masuk di
Gresik,” ungkap Sambari. (Laga)
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -











Most Popular