PONOROGO, investigasi.today – Kirab Pusaka Lintas Sejarah dalam rangka peringatan Grebeg Suro Tahun 2017 sekaligus Hari Jadi Ponorogo ke-521, yang dilaksanakan sore ini, Rabu 20 September 2017 benar-benar meriah dan mendapat animo masyarakat yang begitu luar biasa. Ibarat kata mudahnya, Kirab Pusaka Lintas Sejarah, sejauh ini bisa dibilang sebagai salah satu acara rangkaian perayaan Grebeg Suro yang paling banyak ditonton warga masyarakat.
Pantauan jurnalis Kominfo, sejak pukul 13.00 WIB masyarakat sudah mulai berdatangan dan mencari lokasi menonton di rute-rute yang akan dilalui kirab. Pukul 14.00 WIB beberapa ruas jalan utama di wilayah kota sudah padat dan macet. Sehingga yang tercipta adalah berjubelnya masyarakat disepanjang jalur kirab. Mulai dari titik keberangkatan kirab pusaka di wilayah Pasar Pon atau gerbang makam Bathoro Katong, Jl. Bathoro Katong, Jl. Ahmad Dahlan hingga Jl. Jend. Sudirman dan tentunya kawasan Alun-alun atau tepatnya depan Paseban.
Acara dimulai dengan seremonial upacara di komplek makam Bathoro Kathong, yang dihadiri langsung oleh bupati Ponorogo, Drs. H. Ipong Muchlissoni, Wakil Bupati, Sekda, dan seluruh jajaran pejabat Forum Pimpinan Daerah (Forpimda) seperti Kapolres, Dandim, DPRD dan lain sebagainya. Pukul 15.00 WIB upacara selesai dan kirab baru diberangkatkan.
Selain bupati bersama jajaran pejabat pemkab Ponorogo yang mengikuti kirab dengan mengendarai kereta (dokar) yang dirias dan pasukan pembawa pusaka, kirab juga diramaikan puluhan kendaraan hias yang mayoritas dari sekolah-sekolah yang ada di Ponorogo, serta pasukan drum band dari siswa SD, SMP, hingga SMA.Jamasan 3 pusaka Kab.Ponorogo
Rombongan pembawa pusaka dan peserta kirab lainnya tiba di Alun-alun sudah hampir pukul 16.30 WIB, kemudian acara langsung dilanjutkan dengan pelaksanaan ritual Jamasan 3 Pusaka utama yang dimiliki kota reyog yaitu Sabuk Cinde Puspito, Payung Songsong Tunggul Wulung dan Tombak Tunggul Nogo. Jamasan dilakukan oleh Bupati H. Ipong langsung bersama Sekda H. Agus Pramono. Juga prosesi syukuran rebutan tumpeng purak.
“Walau digelar tiap tahun, tapi saya dan keluarga tetap rutin nonton acara kirab ini dan tahun ini acara tetap meriah atau bisa dikatakan makin menarik untuk ditonton,” terang Muji. Penonton warga Sukorejo yang mangkal di depan BRI Cabang.
“Acara bagus. Kirab berjalan tertib dan lancar. Sayang sekali diakhir acara, saat jamasan pusaka masih dilakukan oleh bupati, timpeng purak sudah ramai diserbu dan jadi rebutan. Harusnya tumpeng belum boleh diperebutkan, sebelum jamasan pusaka selesai,” terang Lukman. Penonton warga Sukosari. ( Agus Erwanto )