Petugas saat mengevakuasi korban penembakan
JAKARTA, Investigasi.Tiday – Duka mendalam menyelimuti semua negara pasca pembantaian yang dilakukan teroris dan menewaskan puluhan orang di sebuah masjid di Christchurch, Selandia Baru, Jumat (15/3). Pelaku dengan sangat brutral melakukan aksinya sambil mengunggah secara langsung video dengan durasi 17 menit di media sosial.
Hingga kini belum diketahui motif dan tujuan pelaku melakukan aksinya dengan merekam kejadian tersebut. Sepertinya insiden tersebut sudah direncanakannya dengan matang.
Video penembakan itu akhirnya beredar luas di media sosial dan hal tersebut tentu sangat disayangkan dan menyedihkan. Padahal kejadian tersebut merupakan kekerasan yang luar biasa, tampak korban yang berdarah-darah dan selongsong peluru yang berserakan.
Pakar komunikasi, Netty Herawati, menyayangkan masyarakat yang dengan mudah menyebarkan video tersebut. Mereka tidak memahami etika terkait penggunaan media sosial. “Kasihan korban dan keluarganya, sudah tertimpa musibah karena kehilangan keluarga yang dicintai, masih harus menjadi tontonan di mana-mana. Siapapun yang menyebarkan video itu, artinya sudah melakukan tindakan yang tidak etis,” ungkapnya, Jumat (15/3).
Platform Facebook, Instagram, Twitter, dan lain sebagainya juga telah bekerja sama melakukan penapisan konten tersebut. Kerja sama juga dilakukan dengan instansi pemerintah.
Terkait hal ini, menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara menyampaikan “Kami mengimbau agar masyarakat tidak ikut menyebarkan video atau tautan terhadap konten kekerasan yang brutal tersebut. Kominfo akan terus memantau dan mengupayakan dengan maksimal penapisannya,” ujarnya di akun Twitter miliknya. (Ink)