Sunday, December 15, 2024
HomeBerita BaruPeristiwaSurabaya Kota Percontohan Literasi Baca

Surabaya Kota Percontohan Literasi Baca

Surabaya,
Investigasitop.com- Membiasakan membaca buku kepada anak-anak sejak usia dini penting
dilakukan untuk pembentukan karakter anak di masa yang akan datang. Oleh karena
itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam rangka mewujudkan implementasi
revolusi mental gemar membaca, mengadakan kegiatan bertajuk “Safari Gerakan
Nasional Membaca”.
Hadir dalam acara tersebut Kepala
Perpustakaan RI, Drs. Muh Syarif Bando, MM, Anggota Komisi X DPR RI, Arzeti Bilbina Huzaimi, Kepala Dinas
Perpusatakaan dan Kearsipan Kota Surabaya, Drs. Wiwiek Widayati dan Ketua
Ikatan Guru Indonesia (IGI) Pusat, Drs. Satria Dharma.
Menurut Kepala Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan Kota Surabaya, Wiwiek Widayati, minat baca pada anak di surabaya
sangat baik, karena seluruh stakeholder ikut
bergerak bersama sehinga percepatan pertumbuhan budaya baca terus meningkat dan
berjalan dengan baik.
“Berdasarkan data yang ada pada tahun
2016 minat baca anak terletak di angka 60 persen, sedangkan target 2017 sekitar
70%. Hal ini akan mendorong tingkat baca perpustakaan nasional untuk menumbuh
kembangkan minat baca sekaligus mempercayakan surabaya sebagai percontohan
minat baca,” kata Wiwik di graha sawunggaling pada Senin (5/6/2017).
Saat ini, Pemkot telah menyediakan
lebih dari 1.399 perpustakaan atau taman bacaan di Surabaya yang tersebar di
kampung-kampung, sekolah, taman kota, pondok pesantren ataupun mobil keliling.
Seperti yang terjadi di salah satu
taman bacaan (TBM) yang sampai saat ini banyak pengunjungnya adalah Taman Flora
di Jalan Manyar, Surabaya. TBM Taman Flora memiliki lebih dari 2 ribu koleksi
bacaan, mulai dari cerita anak, novel, buku agama, hingga buku-buku berbagai
keahlian.

“Koleksi TBM memang tergolong sedikit bila dibandingkan dengan
perpustakaan-perpustakaan besar. Namun, begitulah konsep Pemkot yang ingin
membuat taman bacaan dalam ukuran kecil, tetapi dalam jumlah banyak dan mudah
dijangkau masyarakat,” ujar Wiwik. 

Di Taman Flora, selain TBM, lanjut Wiwik, ada juga fasilitas Broadband Learning
Center atau BLC. BLC merupakan tempat pendidikan komputer dan internet gratis
untuk warga Surabaya. Di Surbaya, ada 22 BLC yang tersebar di berbagai sudut
Kota Surabaya. Di Taman Flora, TBM dan BLC berbagi ruangan yang sama di
bangunan berukuran sekitar 12 x 4 meter.

Begitu juga aktifitas TBM di masing-masing RW yang terus diupayakan agar selalu
banyak pengunjung. Untuk memaksimalkan TBM di RW, Badan Perpustakaan
mendatangkan petugas pendamping agar para pengunjung yang kebanyakan anak-anak
bisa diarahkan dengan baik.

“Kalau bicara minat baca, tidak hanya belajar membaca tapi membiasakan
membaca. Berarti ada strategi yang dikembangkan oleh para pendamping TBM
misalnya program strory telling,” tandasnya.

Terlepas dari peran pemerintah, dalam
proses memajukan kegemaran minat baca pada anak agar bisa terwujud. Ada tiga
faktor lain yang dinilai turut memiliki andil besar dalam menggelorakan minat
baca pada anak yaitu, keluarga, sekolah dan masyarakat.
“Salah satu cara untuk menumbuhkan
minat baca anak yang paling mudah adalah dengan cara membiasakan membacakan
dongeng saat sebelum menidurkan anak,” imbuhnya. 
Potret tingginya minat baca di
surabaya dari tahun ke tahun ditanggapi positif oleh Kepala Perpustakaan RI,
Drs. Muh Syarif Bando, MM. Ia mengaku, program yang sudah dicanangkan oleh Ibu
walikota, Tri Rismaharini tentang kota literasi sangat baik. Hal ini di dukung
oleh sumber dana dan sumber daya yang sangat mumpuni
“Seperti kita ketahui, walikota
menggerakkan 450 pustakawan untuk disebar di taman baca dan perpustakaan demi
mewujudkan kampung atau kota literasi,” ungkap Syarif.
Lebih lanjut, Syarif mengatakan,
program ini sudah memasuki tahap nyata atau sudah terlaksana dengan nama aksi
literasi. Sejak dini anak dikenalkan dengan budaya membaca, hal ini akan
meningkatkan kemampuan anak dalam memahami informasi secara  analitis,
kritis, dan re­flektif. Itu terlihat dari sejumlah sekolah SD dan SMP yang
menghasilkan karya buku. “Saya kira itu luar biasa dan bisa menjadi contoh bagi
kota-kota lain di Indonesia,” terangnya. 
Sementara itu, Komisi X DPR RI, Arzeti Bilbina Huzaimi menambahkan,
dalam proses memajukan kegemaran minat baca pada anak maka dirinya bersama
kawan-kawan di komisi X mempunyai komitmen kuat untuk mengawal literasi baca dn
surabaya. “Salah satunya dengan meningkatkan anggaran” ujar Arzeti.
Perempuan kelahiran Lampung tersebut
juga berharap dan berpesan kepada masyarakat untuk bisa mencintai dan
menghargai buku. Karena bangi nya buku adalah jendela dunia yang dapat menambah
wawasan anak.(bud)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular