Surabaya, Investigasi.today – Kota Surabaya meraih dua piagam penghargaan sekaligus di malam Penganugerahan Penghargaan Kabupaten/Kota Sehat Swasti Saba dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Award 2023. Dua penghargaan itu di antaranya, Kategori Wistara Swasti Saba dan Kategori Pratama Terbaik 1 STBM 2023.
Dua penghargaan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) diberikan secara langsung kepada Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya Nanik Sukristina, di Grand Ballroom Hotel Kempinski, Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (28/11).
Penghargaan tersebut diberikan untuk Kota Surabaya karena dinilai mampu mewujudkan penyelenggaraan program Kabupaten/Kota Sehat (KKS) pada 2023. Kota Surabaya, sudah ketiga kali mendapatkan Swasti Saba. Yang pertama, mendapatkan penghargaan Swasti Saba Padapa pada 2013 dan kedua Kota Surabaya kembali menyabet penghargaan Swasti Saba Wiwerda 2015.
Wali Kota Eri Cahyadi menerangkan, dua penghargaan itu semuanya terkait dengan pelayanan kesehatan di Kota Surabaya. Diraihnya dua penghargaan itu tak luput dari adanya kerja keras dari seluruh elemen masyarakat di Kota Pahlawan.
”Ada terkait dengan kota sehat (KKS), juga dengan pelayanan ya. Ini menunjukkan, bahwa salah satunya ketika ada Kampung Madani. Sehingga dengan Kampung Madani, pergerakan kesehatan juga bisa berjalan,” kata Wali Kota Eri.
Wali kota yang akrab disapa Cak Eri Cahyadi itu mengungkapkan, diraihnya dua penghargaan itu tak luput dari kerja keras dari ketua RT, RW, LPMK, kader Surabaya hebat (KSH), hingga tim penggerak (TP) PKK. Semua itu dibentuk sehingga tercipta rasa saling peduli dan gotong royong ketika ada warga yang sakit.
”Ini terus kita bentuk, supaya jangan sampai lagi ada warga yang sakit. Jadi kalau ada yang sakit, atau hal lainnya, itu kita bentuk (tangani) bersama,” ungkap Eri.
Cak Eri menambahkan, ada banyak indikator sehingga berhasil menyabet dua penghargaan tersebut. Mulai dari peningkatan pelayanan Puskesmas, gerak cepat dalam menangani penyebaran penyakit, penanganan stunting, hingga bebas open defecation free (ODF) atau buang air besar sembarangan (BABS).
Sementara itu, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, pemberian penghargaan itu merupakan agenda rutin tahunan yang diselenggarakan Kemenkes.
”Selain itu, penghargaan ini juga untuk mengapresiasi provinsi dan kabupaten/kota yang telah berkomitmen meningkatkan dan mewujudkan lingkungan yang bersih, aman, nyaman, dan sehat secara holistik dan berkelanjutan,” kata Maxi.
Maxi menerangkan, penilaian Swasti Saba 2023 berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Yakni ada 9 tatanan penilaian yang meliputi, kehidupan masyarakat sehat permukiman dan fasilitas umum, satuan pendidikan, pasar, perkantoran, perindustrian, pariwisata sehat, transportasi, tata tertib lalu lintas, perlindungan sosial, dan penanggulangan bencana.
”Diharapkan dengan adanya penghargaan ini dapat mempercepat, memacu pertumbuhan pembangunan kesehatan lingkungan dan mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif,” terang Maxi Rein Rondonuwu. (Laga)