
Sumenep, Investigasi.today – Upacara Hari Jadi ke-753 Kabupaten Sumenep di halaman Kantor Bupati Sumenep dengan konsep yang unik. Sepanjang upacara berlangsung, bahasa yang digunakan adalah Bahasa Madura.
Seluruh petugas upacara, mulai pembawa acara, komandan upacara, hingga amanat inspektur upacara, menggunakan Bahasa Madura. Selain itu, seluruh peserta upacara yang merupakan Aparatur Sipil Negara (ASN) memakai pakaian bangsawan Sumenep.
Pakaian tersebut berupa kebaya hitam bagi perempuan dan beskap hitam bagi laki-laki. Untuk bawahannya mengenakan kain panjang batik khas Sumenep yang dalam Bahasa Madura biasa disebut samper.
Sementara untuk Bupati, Wakil Bupati, dan jajaran Forkopimda Sumenep mengenakan baju warna biru. Sedangkan masyarakat umum menggunakan batik tulis khas Madura.
Upacara Hari Jadi Sumenep tahun ini lebih meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ada tampilan tarian tradisional Sumenep yang ditampilkan oleh ratusan anak-anak Pendidikan Usia Dini (PAUD).
Selain itu, juga ada penampilan busana etnik dari para pemenang festival busana etnik ‘Pelangi di Sumenep’ yang digelar dalam rangkaian pesta rakyat minggu lalu.
Bupati Sumenep, Ach. Fauzi menjelaskan, perayaan Hari Jadi Kabupaten Sumenep adalah momen milik semuanya, bukan hanya pemerintah daerah. Karena itu, pihaknya memang melibatkan masyarakat untuk bersama-sama merayakan Hari Jadi Sumenep.
“Karena itu tadi cukup ramai dan meriah. Ini berarti masyarakat bisa menghargai pondasi yang telah dibangun para pendahulu kita,” katanya, Senin (31/10/2022).
Ia memjelaskan, upacara Hari Jadi Kabupaten Sumenep benuansa budaya lokal khususnya menggunakan Bahasa Madura ini. Maksud dari gelaran ini adalah untuk mengingatkan bahwa masyarakat mempunyai Bahasa Ibu, yakni bahasa Madura yang perlu dilestarikan agar tidak punah.
“Masyarakat harus mempertahankan Bahasa Madura dengan mewariskan kepada generasi muda. Pemerintah Daerah telah berkomitmen untuk melestarikan budaya lokal termasuk Bahasa Madura,” ucapnya. (Slv/fathor)