Thursday, April 25, 2024
HomeBerita BaruJatimWalikota Batu Buka Lomba Layang - Layang Hias

Walikota Batu Buka Lomba Layang – Layang Hias

BATU, Investigasi.today – Langit Kota Batu sedikit berbeda dari hari sebelum nya, karena diangkasa  nampak ada layang-layang berbentuk naga serta berbagai macam model layangan lainnya. Hal tersebut karena sedang dilaksanakan lomba layang-layang hias yang di ikuti sekurangnya seratus peserta dari berbagai daerah di Jawa Timur bahkan Jogjakarta dan Bali. Lomba yang diselenggarakan Dinas Pariwisata Kota Batu ini digelar di Lapangan Sendratari Kelurahan Sisir Kota Batu, Minggu, (8/11) kemarin.

Event yang diharapkan bisa menarik kunjungan wisatawan ini, secara resmi dibuka oleh Walikota Batu Dewanti Rumpoko. Festival Layang-layang Hias merupakan satu rangkaian dari perayaan HUT ke 19 Kota Batu.

Ia mengaku, sepanjang perayaan HUT Kota Batu, Festival Layang-layang Hias baru kali pertama digelar di Kota Batu. Lazimnya, lanjut Dewanti, layang-layang hias dimainkan di tepi pantai. Tapi kali ini digelar di Kota Batu yang notabene daerah pegunungan.

Festival ini diharapkan bisa meningkatkan kunjungan wisatawan datang ke Kota Batu. Ia pun kembali mengingatkan pentingnya pelaksanaan protokol kesehatan di masa adaptasi kebiasan baru.

“Dengan bersenang – senang harus tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan dan menjaga kebugaran. Semoga acara lancar dan hembusan anginnya besar. Tapi jangan terlalu besar anginnya yang datang,” harap Dewanti saat memberikan sambutan dalam pembukaan Festival Layang-layang Hias pada Minggu (8/11) kemarin.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief As Siddiq menuturkan, dari 100 peserta, ada 40 peserta pemilik layang-layang dengan hiasan yang apik. Sebagian besar peserta menampilkan layang-layang berukuran besar. Meski begitu, itu bukan jaminan untuk lolos sebagai pemenang.

“Fisik kecil pun bisa jadi sebagai pemenang. Ada kriteria penilaian dari dewan juri yang tak bisa diganggu gugat,” ucap Arief.

Ada beberapa penilaian yang didasarkan pada kreatifitas artistik, kelancaran penerbangan, kestabilan saat melayang di udara, dan kelancaran mendarat. Juara pertama akan mendapat uang pembinaan sebesar Rp 2,5 juta. Kemudian di urutan kedua sebesar Rp 2 juta dan posisi ketiga sebesar Rp 1,5 juta.

Event ini berlangsung sehari saja. Arief melanjutkan, pada perhelatan sebelumnya telah digelar lomba layang-layang aduan. Nantinya event lomba layang-layang yang digelar tahun 2020 ini akan dijadikan agenda rutin tahunan. 

“Penggemar layang-layang maupun wisatawan bisa berkumpul di Kota Batu. Maka bisa menaikkan jumlah kunjungan wisatawan dan menambah ikon wisata Kota Batu,” ujar pria yang pernah menduduki beberapa posisi kepala Dinas dilingkungan Pemkot Batu. 

Di tahun mendatang, ia optimis partisipan bisa lebih dari 100 orang.  Mengingat di masa pandemi saja, para peserta sangat antusias. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang mencapai 100 orang.
“Apalagi layang-layang berkarakter memiliki banyak penggemar dan cukup menghibur masyarakat seperti yang dilihat hari ini. Apalagi anginnya juga sangat mendukung sehingga event berjalan meriah,” papar Arief.

Hembusan angin memang terasa cukup kencang di Lapangan Sendratari Sisir Kota Batu. Satu layang-layang berukuran besar dengan panjang hiasan hampir 100 meter, diterbangkan sekitar 15 orang.

Meski mengudara secara mulus, beberapa orang yang memegang tali kendali tampak berjibaku menahan beban layang-layang yang diterpa angin.
Salah satu peserta asal Mojokerto, Kamdi memanfaatkan plastik bekas untuk dijadikan ekor layangan dengan karakter kepala naga. Layangan dengan ekor sepanjang 90 meter itu, ia juluki dengan nama Naga Mas.

Pria asal Kampung Rejo, Puri, Kabupaten Mojokerto ini mengaku menghabiskan uang senilai Rp 3 juta dan digarap selama tiga bulan untuk membuat satu layangan hias. Layangan berjuluk Naga Mas ini telah diterbangkan di Lamongan dan Mojokerto.

“Pernah juara dua saat ikut lomba layang-layang hias se Jatim di Brondong, Lamongan,” ucap Kamdi.

Untuk menerbangkan layang-layang besar dengan panjang 90 meter itu, dibutuhkan tenaga 15 orang. 10 orang di bagian depan atau kepala dan 5 orang memegang bagian ekor.

“Anginnya bagus, cukup kencang. Kalau anginnya pelan kan nggak mungkin bisa terbang,” terang pria yang berprofesi sebagai tukang bakso ini.

Kamdi mengaku, ia mengetahui Festival Lomba Layang-layang Hias yang digelar Dinas Pariwisata Kota Batu ini dari informasi yang beredar di media sosial. Lantas ia pun melakukan pendaftaran secara online agar bisa memeriahkan event ini. Mengikuti event seperti ini, bagi dirinya menjadi sarana rekreatif untuk menghibur diri di waktu luang.

“Ya iseng-iseng aja sambil ngisi waktu senggang. Kalau hadiah nanti aja belakangan,” kata Kamdi. (bangir) 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -











Most Popular