Tuesday, October 8, 2024
HomeBerita BaruPeristiwa70 Perahu Tambang Di Surabaya Tak Kantongi Izin

70 Perahu Tambang Di Surabaya Tak Kantongi Izin

INVESTIGASITOP.COM
(Gresik) Jika tidak ada kecelakaan perahu tambang di Gresik, barangkali
tidak akan diketahui perahu tambang di Surabaya, yang tak mengantongi izin.
Padahal, jumlah perahu tambang yang masih beroperasi di Surabaya, cukup banyak.
Jumlahnya ada 70 perahu.
Data tersebut, terungkap hasil rapat
koordinasi membahas standar keamanan perahu tambang Wakil Gubernur Jatim
Saifullah Yusuf bersama Balai Besar Sungai Bratas, Dinas Perhubungan Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo, Pemkab Gresik, Dinas Perhubungan Jatim dan Perum
Jasa Tirta di Ruang Kerja Wakil Gubernur Jatim, Senin (17/4).
“Sesuai aturan, harusnya
berizin. Namun, dari data yang ada ternyata tidak ada satupun yang mengantongi
izin. Di Surabaya ada 70 perahu tambang,” kata Wakil Gubernur Jatim
Saifullah Yusuf kepada wartawan usai pertemuan. 
Secara rinci, Gus Ipul-sapaan
akrabnya, menyebut dari 70 perahu tambang di Surabaya, 65 perahu beroperasi di
sepanjang Kali Surabaya. Empat perahu beroperasi di Kali Mas dan satu perahu
lagi beroperasi di Kali Wonokromo.
“Kalau di Jatim, ada ratusan
perahu penyeberangan yang beroperasi tidak mengantongi izin. 70 perahu
diantaranya beroperasi di Surabaya. Padahal, sesuai aturan yang ada, perahu
tambang masuk kategori sarana transportasi air yang harus mengantongi izin dari
Balai Besar Wilayah Sungai.
Dari hasil survei, perahu tambang
ini juga merusak sarana dan prasarana sungai seperti tanggul. “Tapi, ini
sangat dibutuhkan masyarakat karena cepat, efektif dan murah sehingga tidak
mungkin untuk melarang mereka,” cetusnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten
Sidoarjo, Asrofi menambahkan pihaknya mencatat ada puluhan perahu tambang yang
beroperasi di wilayahnya. Namun, baru hanya ada satu kapal yang hampir memenuhi
standar. Yaitu, perahu tambang yang ada di tambangan Jeruklegi, Balongbendo.
Hanya saja, untuk membangun kapal
yang standar seperti di Jeruklegi ini biayanya mahal. Satu kapal menghabiskan
biaya Rp 150 juta. “Itu belum termasuk membangun dermaga yang juga mahal.
Biayanya bisa mencapai Rp 50 juta,” ungkapnya.
Untuk mematangkan rapat koordinasi
(rakor) awal ini, rencananya akan dilanjutkan dengan rakor pada pekan depan
bertempat di Balai Desa Kedungbendo dengan mengundang seluruh pemilik kapal.
Dari rakor kedua ini diharapkan bisa diketahui dan segera dirumuskan model
kapal yang pas dan memenuhi standar keamanan. (hpo)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -





Most Popular