
JAKARTA, Investigasi.today – Saat ini marak Startup melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) karena efisiensi bahkan merugi. Data dari laporan aggregator layoff.fyi menyatakan jumlah karyawan Startup di dunia yang terkena PHK mencapai 15 ribu orang pada bulan Mei 2022.
Namun, di tengah badai PHK tersebut, perusahaan penyedia software ERP yakni HashMicro justru sedang melaksanakan proses rekrutmen karyawan dengan cukup masif.
Lusiana selaku Business Development Director sekaligus salah satu founder HashMicro, mengayakan bahwa fenomena badai PHK tersebut pada umumnya disebabkan oleh berkurangnya pendanaan pada perusahaan rintisan (Startup) oleh investor.
“Memang ada banyak faktor, namun yang kami lihat saat ini, faktor utama munculnya fenomena ini dikarenakan para investor yang mendanai Startup tersebut terutama dari berbagai venture capital mulai meminimalisir pendanaan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kenaikan suku bunga, lonjakan inflasi, serta Startup itu sendiri yang belum mencatatkan laba bersih sehingga arus kas menjadi tidak stabil,” ujar Lusiana dalam pernyataan pers di Jakarta, Rabu (22/6/2022).
Ia mengungkapkan, HashMicro sama sekali tidak terdampak badai PHK tersebut dan justru menguat. Hal ini dapat terjadi karena penerapan strategi bisnis yang tepat.
“Sedari awal, HashMicro fokus dalam membentuk model bisnis yang scalable tanpa mengorbankan tujuan utama kami, yakni profitability, sehingga kami dapat mengatur keuangan perusahaan secara mandiri dan tidak sepenuhnya bergantung pada pendanaan dari investor” ungkapnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga menerapkan strategi bisnis lain yakni berfokus pada product-market fit. Selain itu, berfokus dalam menghadirkan solusi utama yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan target pasarnya.
“Fokus pada pengembangan produk dan solusi tertentu dapat memberikan jaminan lebih bahwa produk kami memang yang paling tepat di pasaran. Hal ini berujung pada kenaikan jumlah klien kami, dan menghasilkan kenaikan laba yang signifikan bagi perusahaan kami,” jelas Lusiana.
“Hasil laba yang sudah didapatkan kami investasikan kembali pada perusahaan sehingga kami dapat terus berkembang dan melayani berbagai segmentasi pasar. Perkembangan tersebut dapat terlihat pada besarnya perusahaan kami, yang saat ini kami sudah memiliki 500 karyawan dengan target penambahan hingga 700 karyawan di akhir tahun,” imbuhnya.
Menurutnya, strategi tersebut tentu berlawanan dengan berbagai startup yang saat ini terdampak badai PHK, yakni mengandalkan pendanaan dari investor dan melakukan praktik “bakar uang” demi mendapatkan pangsa pasar seluas-luasnya.
“Banyak startup yang berfokus pada tractions, jumlah pelanggan atau pengguna, serta GMV atau Gross merchandise volume atau jumlah barang dagangan yang terjual, namun tidak memperhatikan profitability. Akibatnya, terlalu banyak pendanaan yang diinvestasikan untuk peningkatan tractions serta memunculkan beragam produk baru yang belum sesuai dengan kebutuhan pasar. Padahal, ini belum tentu memastikan adanya peningkatan terhadap pendapatan.” ucapnya.
Ia menuturkan, walaupun berhasil mendapatkan pangsa pasar yang masif serta pertumbuhan yang pesat, hal tersebut tidak menjamin berbagai startup untuk mencatatkan laba bersih. Apabila pendanaan dari investor menipis, begitu pula arus kas perusahaan, yang mengakibatkan maraknya proses efisiensi bisnis melalui PHK.
“Lebih baik fokus pada tractions dan profit dari 1 atau 2 produk terlebih dahulu yang sudah sesuai dengan kebutuhan pasar. Setelah sudah berhasil, baru mulai investasi ke produk-produk lain untuk meningkatkan tractions. Fokus terhadap profitabilitas harus tetap berjalan, seiring dengan fokus-fokus lain seperti market share, jumlah users dan tractions,” saran Lusiana.
Ia juga membeberkan bahwa pemilihan strategi yang tepat tersebut yang mengakibatkan performa baik dari HashMicro secara finansial dan tetap dapat melakukan perekrutan di tengah badai PHK ini.
“Kami di Hashmicro sendiri sudah memilih strategi yang tepat, diikuti pula dengan manajemen operasional bisnis yang baik dan fokus penuh pada pengembangan solusi yang dibutuhkan pasar, sehingga dalam kondisi badai PHK seperti ini, HashMicro justru semakin aktif melakukan proses perekrutan karyawan. (Slv)