Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Pol Arman Depari saat ungkap kasus penyelundupan narkotika
MEDAN, Investigasi.Today – Jalur laut menjadi akses rawan penyelundupan narkotika ke berbagai wilayah di Indonesia, Badan Nasional Narkotika (BNN) mengungkapkan sekitar 90 persen dari total kasus yang terungkap, pengedar selalu melewati jalur laut.
Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Irjen Pol. Arman Depari mengatakan laut adalah jalur yang paling sering digunakan penyeludupan narkotika, bukan hanya di Indonesia, melainkan juga terjadi di berbagai negara lainnya.
“Data menunjukkan, 80 persen penyeludupan narkotika di dunia menggunakan jalur laut, sementara di Indonesia mencapai 90 persen,” ujarnya usai paparan terkait keberhasilan mengagalkan penyeludupan narkotika jenis Methamphetamine (sabu-sabu) seberat 83,386 kg (50 bungkus) di Medan, Sabtu (6/10).
Arman mengakui banyaknya pelabuhan “tikus” di sejumlah pantai di Indonesia, termasuk di Sumatera Utara dan Aceh semakin memuluskan para pengedar.
Sindikat penyelundupan narkotika yang berhasil diamankan
Mengantisipasi hal tersebut, pihaknya terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti Bea Cukai maupun Angkatan Laut untuk melakukan pengawasan ekstra terhadap berbagai pelabuhan “tikus” tersebut.
Pihaknya juga memanfaatkan para nelayan untuk turut mengawasi jalur-jalur yang kemungkinan digunakan para sindikat untuk menyelundupkan narkotika.
“Kami harus meningkatkan pengawasan terhadap semua pelabuhan tikus serta memanfaatkan nelayan untuk turut mengawasi dan menginformasikan jika ada yang mencurigakan,” ungkap Arman.
Arman berharap agar masyarakat lebih peduli dan waspada jika melihat orang atau kegiatan yang tidak wajar di sekitar lingkungannya.
“Kita semua harus mencegah dan memberantas peredaran narkotika. Paling tidak ada kemauan dan kepedulian melawan atau menghindar dari bandar, sehingga para pengguna narkotika tidak bertambah lagi. Kepedulian kita adalah salah satu cara memberantas peredaran narkotika,” pungkasnya. (Ink)
