Saturday, April 20, 2024
HomeBerita BaruJatimITS Kembangkan i-Nose C-19, Pendeteksi Covid-19 melalui Bau Keringat Ketiak

ITS Kembangkan i-Nose C-19, Pendeteksi Covid-19 melalui Bau Keringat Ketiak

Surabaya, Investigasi.today – Guru besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof DrsEc Ir Riyanarto Sarno MSc PhD mengembangkan inovasi alatpendeteksi Covid-19 melalui bau keringat ketiak yang dinamakan i-Nose C-19. Inovasi teknologi yang telah melaluitahap satu uji klinis itu pun dipresentasikan di depan Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, di rumah dinasnya, Sabtu (16/1) siang. 

Tim pengembangan perangkat lunak berbasis kecerdasan buatanini dipimpin langsung oleh guru besar dari Departemen TeknikInformatika ITS dan melibatkan mahasiswanya dari jenjangmaster dan magister. Mahasiswa tersebut adalah Irzal Ahmad Sabila SKom MKom dan Shoffi Izza Sabilla SKom. 

i-Nose C-19 merupakan alat screening Covid-19 pertama di dunia yang mendeteksi melalui bau keringat ketiak (axillary sweat odor). i-Nose C-19 bekerja dengan cara mengambilsampel dari bau keringat ketiak seseorang dan memprosesnyamenggunakan artificial intelligence (AI) atau kecerdasanbuatan.

Dalam paparannya, profesor yang karib disapa Ryan inimenyampaikan bahwa dengan menggunakan screening baukeringat ketiak, teknologi ini memiliki keunggulandibandingkan screening melalui pernafasan. “Keringat ketiakadalah non-infectious, yang berarti limbah maupun udarabuangan i-Nose C-19 tidak mengandung virus Covid-19,” ungkapnya.

Selain itu, lanjutnya, alat ini memiliki beberapa kelebihandibandingkan dengan teknologi screening Covid-19 lainnya. Sampling dan proses berada dalam satu alat, sehingga seseorangdapat langsung melihat hasil screening pada i-Nose C-19. Hal ini tentunya menjamin proses yang lebih cepat. ”i-Nose C-19juga dilengkapi fitur near-field communication (NFC), sehinggapengisian data cukup dengan menempelkan e-KTP pada alatdeteksi cepat Covid-19 ini,” jelasnya. 

Lebih lanjut, Ryan memaparkan bahwa data dalam i-NoseC-19 terjamin handal karena penyimpanannya pada alat maupuncloud. Penggunaan cloud computing mendukung i-Nose C-19dapat terintegrasi dengan publik, pasien, dokter, rumah sakitmaupun laboratorium. ”Dengan berbagai kelebihan yang ada, i-Nose C-19, karya anak bangsa, hadir untuk menjawab tantanganpandemi Covid-19 yang belum terkendali,” ujarnya.

Selain terjamin dari segi biaya karena menggunakan komponenteknologi yang murah, i-Nose C-19 juga tidak membutuhkankeahlian khusus dalam implementasinya. “Scanner ini dapatdilakukan oleh semua orang dengan perangkat pengaman yang lebih sederhana yakni hanya sarung tangan dan masker sebagaiperlindungan dasar,” tuturnya.

Diungkapkan Ryan, i-Nose C-19 merupakan hasil penelitianselama empat tahun yang kemudian dioptimalkan denganmenyesuaikan virus Covid-19 sejak Maret 2019 lalu. Saat ini, i-Nose C-19 telah sampai pada fase satu uji klinis. “Ke depannyaakan ditingkatkan lagi data samplingnya untuk izin edar dandapat dikomersialkan ke masyarakat,” ujar dosen TeknikInformatika ITS ini.

Ryan berharap, semoga i-Nose C-19 ini dapat segeradikomersialkan dalam waktu maksimal tiga bulan ke depan. “Melihat semakin meningkatnya penyebaran virus Covid-19 inidunia membutuhkan banyak teknologi screening yang mudahdan cepat diimplementasikan,” pungkasnya.

Menanggapi inovasi yang diperkenalkan ITS ini, Wagub Jatimmenyampaikan bahwa ITS selama ini telah banyak berkordinasidengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dalammengembangkan perangkat lunak berbasis kecerdasaran buatan, salah satunya i-Nose C-19 ini. “Tentunya kami dari PemerintahProvinsi Jawa Timur sangat bersyukur dan siap bersinergi dalammendukung pengembangan inovasi i-Nose C-19 ini,” tutur Emil usai mendapatkan penjelasan.

Lebih lanjut, orang nomor dua di Jawa Timur ini menyampaikanbahwa penemuan ITS tersebut merupakan terobosan baru, dimana banyak sudah ditemui pendeteksi Covid-19 berbasiscahaya dan suara. “Teranyata berbasis penciuman juga bisadireplikasi oleh elektronik, di mana hal ini dapat ditemukandalam i-Nose C-19 ini,” tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Rektor IV Bambang Pramujati ST MScEngPhD yang turut mendampingi mengungkapkan, jika penemuanyang digagas tim peneliti ITS ini merupakan salah satu lanjutandari kontribusi ITS di era pandemi Covid-19 saat ini. Nantinyasetelah melewati serangkaian uji coba dan peningkatan sampel, diharapkan  bisa mempercepat proses pendeteksian orang-orangyang terduga terjangkit virus Covid-19 maupun tidak. 

“Dengan adanya inovasi dari ITS ini, kami (ITS) juga memintadukungan dari Pemprov Jatim untuk bisa bersama-samamemperkenalkan dan mengembangkan penemuan ini lebihlanjut,” ujar Bambang. (Lg)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -











Most Popular