Friday, March 29, 2024
HomeBerita BaruPeristiwaOknum Guru Lakukan Kekerasan, Pihak Smansa Sumenep Terkesan Menutupi

Oknum Guru Lakukan Kekerasan, Pihak Smansa Sumenep Terkesan Menutupi


Ilustrasi

SUMENEP, Investigasi.Today – Diduga terjadi pemukulan oleh oknum guru kepada muridnya di SMA 1 Sumenep pada Senin (21/1) lalu. Kejadian tersebut bermula saat upacara bendera, oknum guru menemukan 7 muridnya berada di kelas dan tidak mengikuti upacara.

Melihat itu, spontanitas oknum guru langsung menempeleng muridnya ( 6 laki-laki dan 1 perempuan ) sebagaimana disampaikan oleh salah satu wali murid yang enggan disebutkan namanya. “Tanpa menanyakan terlebih dulu alasan kenapa tidak ikut upacara, guru tersebut langsung menempeleng,” ungkapnya.

Wali murid itu menambahkan, ada sekitar tujuh siswa yang menjadi korban arogansi oknum guru tersebut. Namun pihak sekolah SMANSA mengelak terjadinya kekerasan tersebut. ”Tidak dipukul, tapi hanya ditepuk,” ucap Syamsul Arifin, Kepala SMANSA Sumenep saat dikonfirmasi diruang kerjanya, Rabu (23/1).

Syamsul juga menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan mediasi antara Guru X dan ke 7 Muridnya serta melibatkan satu orang wali murid. “Mediasi tersebut intinya tentang sama-sama meminta maaf, guru X jika telah mendidik kelewat batas dan murid sudah mengakui kesalahannya,” terangnya.

Berdasarkan sumber di lapangan, persoalan ini akan terus berlanjut meskipun sudah di mediasi. Pasalnya, pihak sekolah diduga terlalu melindungi oknum guru yang diduga melakukan kekerasan terhadap sejumlah siswanya. Hal tersebut dikuatkan dengan pengakuan wali murid korban yang membantah keras pernyataan dari Syamsul Arifin, Kasek SMANSA.

“Pernyataan kalau korban hanya di tepuk itu bohong, malah teman anak saya ada yang memar. Bahkan anak saya mengalami shock,” jelasnya.

Wali murid mengaku keberatan dan tidak puas dengan mediasi yang dilakukan karena terkesan berat sebelah. Pada hari kejadian, wali mirid tidak diberitahu terkait insiden itu, bahkan saat digelar mediasi tidak ada surat pemberitahuan resmi.

“Murid tidak masuk sekolah 2-3 kali saja, biasanya wali murid langsung di beritahu oleh pihak sekolah. Masak terjadi insiden kekerasan seperti ini, pihak kami tidak di beri tahu,” tandas wali murid dengan nada kecewa. (Fathor)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -

Most Popular