Monday, December 23, 2024
HomeBerita BaruTNI/PolriKapolres Tanjab Timur ; Pancasila Adalah Berkah dan Alat Pemersatu Bangsa ...

Kapolres Tanjab Timur ; Pancasila Adalah Berkah dan Alat Pemersatu Bangsa TANJAB TIMUR JAMBI, Investigasi.today – Pemkab Tanjung Jabung Timur menggelar Upacara Hari Lahir Pancasila. peringatan yang merupakan agenda nasional dirangkum bersamaan dengan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke – 110 tahun 2018, yang di laksanakan di lapangan kantor Bupati Tanjung Jabung Timur Senin, 4/6/2018. Inspektur Upacara dipimpin langsung Kapolres Tanjab Timur AKBP Marinus Marantika Sitepu dan dihadiri Bupati Tanjab Timur H. Romi Hariyanto SE, Forkompimda,TNI/Polri, Para ASN serta Pemuda Pelajar lingkup Tanjab Tiimur. Meneruskan Amanat Sambutan Presiden RI Joko Widodo, Kapolres mengatakan, Selama 73 tahun, Pancasila sudah menjadi bintang pemandu bangsa Indonesia. Selama 73 tahun, Pancasila sudah bertahan dan tumbuh di tengah deru ombak ideologi-ideologi lain yang berusaha menggesernya. Selama 73 tahun, Pancasila sudah menjadi rumah Kita yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Insya Allah sampai akhir zaman, Pancasila akan terus mengalir di denyut nadi seluruh Rakyat Indonesia. Sungguh, Pancasila adalah berkah yang indah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa Kepada Kita, melalui perenungan, pergulatan pemikiran dan kejernihan batin para founding fathers Indonesia. Pancasila pertama kali diuraikan secara jelas oleh Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945, kemudian dituangkan dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 dan dirumuskan secara final pada tanggal 18 Agustus 1945, Sebut Marinus antusias. Para pendiri Bangsa dari berbagai kelompok, golongan dan latar belakang duduk bersama untuk menetapkan Pancasila sebagai pemersatu segala perbedaan. Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, yang menjadi fondasi dibangunnya Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Rangkaian proses besar tersebut harus selalu kita ingat, kita dalami semangatnya dan kita pahami rohnya. Adalah tugas dan tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa Pancasila selalu hadir dalam setiap sudut kehidupan serta hari dan pikiran Kita. Pada peringatan Hari Lahir Pancasila di tahun 2018 ini, kita harus meneguhkan semangat kita untuk bersatu, berbagi dan berprestasi. Saudar-saudara sebangsa dan setanah air, Sebagai Bangsa yang majemuk yang terdiri dari 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal yang hidup di lebih dari 17.000 pulau, semagat persatuan merupakan pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kita harus terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus bersatu dalam upaya kita untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar dan bangsa pemimpin. Semangat berbagi antar anak bangsa untuk kesejahteraan dan kemajuan bersama juga merupakan sebuah keharusan. Kita harus berbagi dengan memperkuat etos kepedulian, welas asih, dan saling menghargai dengan penuh empati. Bulan suci ramadhan yang penuh berkah ini harus kita manfaatkan sebagia momentum untuk memperkuat etos peduli dan berbagi. Semangat gotong royong yang merupakan budaya luhur bangsa harus terus kita pupuk sebagai sumber energi besar Indonesia untuk menggapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat.  Dengan modal semangat dan energi kebersamaan, kita akan mampu berprestasi untuk memenangkan kompetisi. Kita harus percaya diri dan berani bersaing dalam kehidupan dunia yang semakin terbuka dan kompetitif. Kita harus memperkokoh kekuatan kolektif bangsa dan tidak boleh mengahambur-hamburkan energi dalam perselisihan dan perpecahan. Kita harus melakukan lomapatan besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya yang unggul dan tangguh. Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, Peringatan Hari Lahir Pancasila di setiap tanggal 1 Juni ini harus kita manfaatkan sebagai moment pengingat, momen pamacu dan momen aktualisasi nilai-niai Pancasilal. Marilah kita terus amalkan warisan mulai para founding fathers in iuntuk kemajuan bangsa, dan sekaligus juga menjadi sumbangsih indonesia kepada masyarakat dunia. Negara manapun di dunia ini akan selalu

Teks foto : Kapolres Tanjab Timur, AKBP Marinus Marantika Sitepu saat memimpin upacara

TANJAB TIMUR JAMBI, Investigasi.today – Pemkab Tanjung Jabung Timur menggelar Upacara Hari Lahir Pancasila. peringatan yang merupakan agenda nasional dirangkum bersamaan dengan Peringatan Hari Kebangkitan Nasional Ke – 110 tahun 2018, yang di laksanakan di lapangan kantor Bupati Tanjung Jabung Timur Senin, 4/6/2018.

Inspektur Upacara dipimpin langsung Kapolres Tanjab Timur AKBP Marinus Marantika Sitepu dan dihadiri Bupati Tanjab Timur H. Romi Hariyanto SE, Forkompimda,TNI/Polri, Para ASN serta Pemuda Pelajar lingkup Tanjab Tiimur.

Meneruskan Amanat Sambutan Presiden RI Joko Widodo, Kapolres mengatakan, Selama 73 tahun, Pancasila sudah menjadi bintang pemandu bangsa Indonesia. Selama 73 tahun, Pancasila sudah bertahan dan tumbuh di tengah deru ombak ideologi-ideologi lain yang berusaha menggesernya. Selama 73 tahun, Pancasila sudah menjadi rumah Kita yang ber-Bhinneka Tunggal Ika. Insya Allah sampai akhir zaman, Pancasila akan terus mengalir di denyut nadi seluruh Rakyat Indonesia.

Sungguh, Pancasila adalah berkah yang indah yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa Kepada Kita, melalui perenungan, pergulatan pemikiran dan kejernihan batin para founding fathers Indonesia. Pancasila pertama kali diuraikan secara jelas oleh Bung Karno pada tanggal 1 juni 1945, kemudian dituangkan dalam Piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945 dan dirumuskan secara final pada tanggal 18 Agustus 1945, Sebut Marinus antusias.

Para pendiri Bangsa dari berbagai kelompok, golongan dan latar belakang duduk bersama untuk menetapkan Pancasila sebagai pemersatu segala perbedaan. Pancasila berperan sebagai falsafah dan dasar negara yang kokoh, yang menjadi fondasi dibangunnya Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

Rangkaian proses besar tersebut harus selalu kita ingat, kita dalami semangatnya dan kita pahami rohnya. Adalah tugas dan tanggung jawab kita untuk memastikan bahwa Pancasila selalu hadir dalam setiap sudut kehidupan serta hari dan pikiran Kita.

Pada peringatan Hari Lahir Pancasila di tahun 2018 ini, kita harus meneguhkan semangat kita untuk bersatu, berbagi dan berprestasi.

Saudar-saudara sebangsa dan setanah air, Sebagai Bangsa yang majemuk yang terdiri dari 714 suku dengan lebih dari 1.100 bahasa lokal yang hidup di lebih dari 17.000 pulau, semagat persatuan merupakan pilar utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Kita harus terus menerus bersatu memperkokoh semangat Bhinneka Tunggal Ika. Kita harus bersatu dalam upaya kita untuk menjadi bangsa yang kuat, bangsa yang besar dan bangsa pemimpin.

Semangat berbagi antar anak bangsa untuk kesejahteraan dan kemajuan bersama juga merupakan sebuah keharusan. Kita harus berbagi dengan memperkuat etos kepedulian, welas asih, dan saling menghargai dengan penuh empati. Bulan suci ramadhan yang penuh berkah ini harus kita manfaatkan sebagia momentum untuk memperkuat etos peduli dan berbagi.

Semangat gotong royong yang merupakan budaya luhur bangsa harus terus kita pupuk sebagai sumber energi besar Indonesia untuk menggapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Dengan modal semangat dan energi kebersamaan, kita akan mampu berprestasi untuk memenangkan kompetisi.

Kita harus percaya diri dan berani bersaing dalam kehidupan dunia yang semakin terbuka dan kompetitif. Kita harus memperkokoh kekuatan kolektif bangsa dan tidak boleh mengahambur-hamburkan energi dalam perselisihan dan perpecahan. Kita harus melakukan lomapatan besar untuk meningkatkan kualitas sumber daya yang unggul dan tangguh.

Saudara-saudara sebangsa dan setanah air, Peringatan Hari Lahir Pancasila di setiap tanggal 1 Juni ini harus kita manfaatkan sebagai moment pengingat, momen pamacu dan momen aktualisasi nilai-niai Pancasilal. Marilah kita terus amalkan warisan mulai para founding fathers in iuntuk kemajuan bangsa, dan sekaligus juga menjadi sumbangsih indonesia kepada masyarakat dunia.

Negara manapun di dunia ini akan selalu berproses menjadi masyarakat yang bhineka dan majemuk. Seringkali kemajemukan ini juga dibayang-bayangi oleh resiko intoleransi, ketidak-bersatuan dan ketidak-gotong royongan. ( Bahar Suro).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -


Most Popular