Friday, March 29, 2024
HomeBerita BaruJatimBantu Kebutuhan Kaum Dhuafa di Gresik, Relawan Omah Dhuafa Rekrut Relawan

Bantu Kebutuhan Kaum Dhuafa di Gresik, Relawan Omah Dhuafa Rekrut Relawan

Gresik, Investigasi.today – Sebanyak 52 relawan Omah Dhuafa dikukuhkan menjadi bagian Omah Dhuafa berprofesi dengan latar belakang dari berbagai kecamatan di Gresik. Ada tiga bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan yang menjadi materi sebelum pengukuhan dilakukan di Pendopo Bupati Gresik.

Ketua Panitia Pelatihan Relawan Omah Dhuafa, Yayuk Endayana mengatakan dari 52 relawan ini, memiliki empati dan kepedulian yang sama di bidang sosial.

“Semoga berkembang lagi, tiga relawan di Kecamatan gresik, bahkan setiap relawan di setiap desa di Gresik. Biar lebih cepat merespon,” ucapnya, Minggu (14/2).

Omah Dhuafa bergerak di bidang sosial ikut memberikan pendampingan, terutama kaum dhuafa yang tidak memiliki keluarga. Kemudian, di bidang pendidikan siswa dhuafa yang ijazah sekolahnya tertahan. Di sekolah sampai terbit KIP, mahasiswa kurang mampu dari keluarga dhuafa.

Syaichu Busiri Founder Omah Dhuafa, mengatakan baru kali ini membuat kaos sebagai identitas. Karena selama ini, yang menjadi pegangan jangan sampai membantu orang dengan membanggakan organisasi tapi amaliyah, sudah 4 tahun berjalan tanpa Identitas.

Awalnya, Omah Dhuafa hanya memberi makanan kepada pemulung, tukang becak di depan sekretariat. Kemudian menjadi terkenal melalui media sosial pada tahun

2015 usai membantu seorang ibu-ibu dengan kondisi kaki hampir putus karena diabet. Dari awal itulah, lanjut anggota DPRD Gresik ini, membantu orang sakit. Setelah itu banyak sekali menerima laporan orang sakit.

“100 persen donatur untuk dhuafa, kita tidak mengambil uang dari donatur, panita sudah ada yang nanggung. Omah dhuafa tidak pernah berikan fresh money. Kalau kaum dhuafa butuh pampers kita kirim, susu kita kirim, butuh makan kita kasih,” kata Syaichu.

Berdasarkan pengalaman Omah Dhuafa, pernah membantu orang sakit, ketika bantuan diberikan berupa uang malah dibuat bayar senam, make up dan lain sebagainya.

“Saya mendapat informasi ada murid tidak pernah ikut daring, ternyata hpnya rusak, kita perbaiki handphonenya, kita tidak kasih uang,” ucapnya.

Ada 50 titik wifi yang dipasang Omah Dhuafa di wilayah Kecamatan Kebomas dan Gresik selama pandemi Covid-19. Titik hotspot ini, dimanfaatkan 30 siswa selama enam bulan.

Di bidang kesehatan, pihaknya telah membantu 81 pasien dhuafa, pengurusan 200 KIS/KIP, menggelar empat kali pengobatan massal.

Kemudian membagikan 1.600 masker dan handsanitizer, tiga kursi roda, tiga alat bantu dengar dan empat kacamata.

“Pasien yang paling mengiris hati, adalah Siti menderita penyakit kanker di perut seperti orang hamil. Kita bantu ke RS dr. Soetomo, harapan hidup saat itu 20 persen, karena sangat riskan, kanker aktif menjalar, dibawa pulang lagi. Kita rawat herbal, setiap bulan, rumahnya di Lowayu Dukun kita rawat herbal 8 sampai 9 bulan pendarahan herbal kanker yang berada di perut Siti mati. Kita bawa ke dr. Soetomo lagi, dokter periksa dan akan dioperasi. Kemudian suami minta uang Rp 7 juta untuk bayar hutang. Kita diperas dan stop bantuan,” terangnya.

Nah, beberapa bulan kemudian, Omah Dhuafa merayakan ulang tahun Siti, kemudian Siti menangis karena tidak peenah dirayakan.

“Tiga bulan kemudian Siti mati. Jika menolong orang jangan sekalipun berharap balasan, sekalipun ucapan terimakasih sebagai imbalan,” paparnya di depan para relawan.

Ketua fraksi PKB DPRD Gresik, Syahrul Munir mengapresiasi terselenggaranya giat Omah Dhuafa. Menurutnya konsep konsisten sejalan dengan kemaslahatan rakyat, membawa spirit baru.

“Permasalahan sosial sedikit terbantu relawan. Postur anggaran sosial kita, 3,4 T dianggarkan 17,4 M. Belum lagi Dinsos 16 M, dari urusan Dinsos, belanja pegawai 36 persen APBD belanja pegawai. Jika diambil setengahnya Rp 8 M urusan sosial, peliknya masalah sosial di Kabupaten Gresik. Belum beres, pemasalahan sosial perlu pendampingan khusus secara profesional,” terangnya.

Syahrul mencontohkan, misal ada tetangga tidak memiliki BPJS, KIS dll. Bagaimana membantu? apalagi Dinsos punya peruntukan anggaran untuk masyarakat yang miskin.

“Kegiatan hari ini, kita semua akan dibekali pembekalan relawan omah dhuafa, integritas keilmuan, mendampingi masyarakat. Secara struktural, kekuatan baru agar orang lemah semakin hari semakin kuat menjalani hidup,” tutupnya. (Slv)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment - (br)

Most Popular