Surabaya, investigasi.today – Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Swiss menjajaki kerja sama di sektor perdagangan serta investasi sebagai upaya memberikan dukungan kebijakan pembangunan sekaligus mempererat hubungan kedua belah pihak.
“Harapannya, program kerja sama serta hubungan perekonomian Jatim dengan Swiss semakin meningkat dan memberikan kemanfaatan besar di masa mendatang,” ujar Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono usai menerima kunjungan Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Olivier Zehnder di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (22/2).
Selain membahas penguatan kerja sama yang sudah terjalin di bidang ekonomi, keduanya membicarakan potensi-potensi perdagangan dan investasi yang bisa ditingkatkan antara Pemprov Jatim dan Swiss.
Menurut Pj Gubernur, peluang mengembangkan kerja sama dan investasi selaras dengan yang dilakukan Kementerian Perdagangan Republik Indonesia.Â
Pada 16 Desember 2018, Menteri Perdagangan RI dan menteri negara-negara di “European Free Trade Association” (EFTA) menandatangani perjanjian Indonesia – EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA).
Berdasarkan data PUSDATIN Kementerian Perdagangan RI, tercatat mulai tahun 2019 sampai 2023, neraca perdagangan Provinsi Jatim dan Swiss nilainya surplus bagi Jatim senilai 49,3 juta dolar AS.Â
Adhy Karyono menjelaskan surplus tersebut tidak lepas dari nilai ekspor dan impor kedua negara. Pada Agustus 2023, nilai ekspor Jatim ke Swiss mencapai 82,32 juta dolar AS.
Beberapa komoditas nonmigas yang dibawa Jatim ke Swiss berupa perhiasan, permata, perkakas, kendaraan dan bagiannya, mainan, berbagai makanan olahan, kain perca, alas kaki, kayu dan barang dari kayu serta perabot.
Sedangkan, nilai impor Swiss ke Jatim senilai 33,05 juta dolar AS dengan membawa komoditas berupa mesin pesawat mekanik, buku dan barang cetakan, bahan kimia organik, olahan dari tepung, tembakau, produk industri farmasi dan perangkat optik.Â
Kerja sama kedua negara turut menghasilkan nilai investasi yang baik. Swiss yang berada di urutan ke 10 dengan nilai investasi senilai 551,7 juta dolar AS dan mencatatkan 30 perusahaannya berada di Jatim.Â
Sembilan bidang usaha di 11 kabupaten/kota yang ada di Jatim masing-masing bergerak di bidang industri makanan, industri logam dasar, industri kimia dan farmasi, perdagangan dan reparasi serta transportasi, gudang serta komunikasi.Â
Melihat potensi investasi yang baik dari Jatim, Adhy juga menawarkan kepada Dubes Swiss dua kawasan ekonomi khusus (KEK) dan lima kawasan industri yang tersebar di beberapa daerah untuk mengakomodasi kebutuhan dari calon investor dan para pengusaha.Â
Di antaranya, Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER) Kabupaten Pasuruan, Safe n Lock di Kabupaten Sidoarjo, Halal Industrial Park Sidoarjo, Kawasan Industri di Kabupaten Tuban, maupun Sidoarjo, Rangkah Industrial Estate (SIRIE) di Kabupaten Sidoarjo.Â
Adapun, kerja sama antara Jatim dan Swiss berlangsung cukup lama. Tercatat secara year on year, kondisi ekonomi Jatim triwulan III tahun 2023 terhadap triwulan III tahun 2022 mengalami pertumbuhan sebesar 4,86 persen.Â
Pertumbuhan ekonomi triwulan III tahun 2023 dibandingkan triwulan II tahun 2023 secara quartal to quartal, mengalami pertumbuhan sebesar 1,79 persen. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 16,79 persen.Â
“Sisanya lapangan usaha industri pengolahan dan perdagangan besar-ecer, reparasi mobil dan sepeda motor yang memiliki peran dominan juga mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 1,46 persen dan 2,23 persen,” tuturnya.
Sementara itu, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN Olivier Zehnder menilai Surabaya memiliki ekonomi terkuat di Indonesia sehingga dalam pertemuan tersebut akan mengembangkan lebih jauh kerja sama di bidang ekonomi antara Jatim dan perusahaan Swiss.
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga berbicara dengan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) mengenai potensi-potensi kerja sama yang akan dibangun.Â
“Ke depannya, pembahasan lebih dalam untuk mengembangkan kerja sama lebih baik. Mengingat Surabaya dan Jatim memiliki kekuatan, serta ada beberapa sektor yang bisa dikerjasamakan antara Swiss dan Jatim ke depannya,” kata Olivier Zehnder. (Lg)