Saturday, October 12, 2024
HomeBerita BaruPeristiwaLestarikan Warisan Budaya Bangsa, Perwosi Gelar Lomba Olahraga Tradisional

Lestarikan Warisan Budaya Bangsa, Perwosi Gelar Lomba Olahraga Tradisional

Surabaya, Investigasitop.com- Sebagai bentuk kepedulian dan pelestarian budaya bangsa khususnya permainan
olahraga tradisional yang sudah digilas oleh perkembangan jaman, Persatuan
Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi) Jatim menggelar lomba olahraga
tradisional Perwosi kab/kota se Jatim.
“Salah satu
dampak negatif kemajuan teknologi adalah orang lebih asyik bermain dan berlama
lama dengan gadget, sehingga generasi sekarang tidak lagi mengenal permainan
olahraga tradisional,” ungkap Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Perwosi Jatim
Dra. Hj. Fatma Saifullah Yusuf saat membuka lomba olahraga tradisional Perwosi
kab/kota se Jatim di Ubaya Training Center (UTC), Jl. Jolotundi, Desa
Tamiajeng, Trawas Mojokerto, Sabtu (06/05).
Fatma
– sapaan akrab istri Wagub Jatim menyampaikan, berdasarkan data dari sport
development index (sdi) menyatakan bahwa kebugaran masyarakat Indonesia sangat
kecil yakni 5,2%. Untuk itu lanjutnya, sangat diperlukan pengembangan dan
pelestarian olahraga tradisional. Mulai dari pemerintah, top organisasi, maupun
organisasi sosial perlu ikut melestarikan olahraga tradisional. “Olahraga
trasdisional mempunyai nilai filosofi tinggi yakni sebagai pemersatu bangsa dan
meningkatkan kebugaran masyarakat,” urainya.
Ia
menambahkan, di dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 2005 tentang sistem
keolahragaan nasional pasal 19 menyatakan bahwa olahraga tradisional perlu
dikembangkan dan dilestarikan. Oleh karena itu Pengprov Perwosi mengadakan
lomba olahraga tradisional antar pengurus kab/kota se Jatim dengan tema
“memupuk kerjasama melalui olahraga tradisional”.
Dijelaskan,
ada dua permainan tradisional yang dilombakan yaitu hadang atau gobak sodor dan
terompah panjang. Menurutnya, peserta yang lahir sebelum tahun 1960-an pasti
mengenal permainan tersebut. “Saya yakin ibu-ibu juga kenal dengan permainan
tradisional lainnya seperti egrang, patel lele, dakon, gebug bantal,
tarik tambang dan lain lain. Bahkan dulu saya sangat senang bermain pentilan,” ujarnya.
Fatma
berharap, melalui ajang lomba tersebut merupakan sarana pelestarian olahraga
tradisional sekaligus wadah silaturahim antar pengurus Perwosi kab/kota se Jatim. Selain itu ada dua manfaat yang bisa diperoleh, pertama
yakni Perwosi telah melaksanakan tugasnya untuk mengolahragakan masyarakat dan
memasyarakatkan olahraga. Manfaat yang kedua ialah melalui
silaturahim bagi yang belum kenal menjadi kenal, dan yang sudah kenal semakin
akrab serta bisa bertukar informasi seputar program Perwosi di daerahnya.
Ia
berpesan, dalam setiap pertandingan kemenangan bukan satu-satunya tujuan, oleh
sebab itu para pemain diharapkan menjunjung tinggi kejujuran dan sportivitas.
Disamping itu para hakim garis juga diharapkan supaya menjadi hakim lomba yang
obyektif, jujur dan netral. “Dalam perlombaan pasti ada yang menang dan kalah,
namun itu bukan tujuan utama. Yang penting adalah bisa tercipta persatuan dan
persahabatan di dalam naungan keluarga besar Perwosi,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Mojokerto Pungkasiadi, SH
menyampaikan, memang anak-anak jaman sekarang banyak yang tidak mengetahui
olahraga tradisional. Oleh sebab itu ia mendukung pelaksanaan lomba olahraga
tradisional agar terus berkembang dan diminati seluruh masyarakat khususnya di
Jatim. “Sayang pesertanya hanya ibu-ibu saja, padahal bapak-bapak juga ingin
ikut melestarikan olahraga tradisional ini,” ungkapnya.
Pada
kesempatan yang sama, Fatma menanggapi dengan baik usulan Wabub Mojokerto,
kedepan Perwosi akan merencanakan kegiatan yang melibatkan masyarakat umum
dalam perlombaan olahraga tradisional. Misalnya pada peringatan kegiatan 17
Agustusan, dan peringatan Hari Pendidikan Nasional setiap tanggal 2 Mei.
“Usulan Wabup Mojokerto saya rasa sangat baik, karenanya kedepan Perwosi Jatim
akan membuat kegiatan lomba yang melibatkan semua golongan dan umur,” jelasnya.          
Ketua panitia lomba olahraga tradisional Perwosi kab/kota se
Jatim Nurul Hidayati mengatakan, pelaksanaan lomba berlangsung selama dua hari
yaitu tanggal 6 sampi 7 mei 2017. Jumlah pesertanya berjumlah 203 pemain yang
berasal dari 34 Perwosi kab/kota se Jatim.
Kab. Sidoarjo
dan Kab. Tuban
Pemenang
Pertama  Lomba Olahraga Tradisional
Perwosi Jatim
Dua
kabupaten yaitu Kab. Sidoarjo dan Kab. Tuban akhirnya mampu meraih juara
pertama lomba olahraga tradisional Perwosi kab/kota se Jatim.
Kab. Sidoarjo sebagai juara pertama lomba gobag sodor/halang, dan Kab. Tuban pemenang pertama lomba terompah panjang.
Masing-masing juara pertama mendapatkan trophy dan uang pembinaan sebesar Rp. 5
juta.
Untuk perlombaan
gobag sodor juara dua diraih Kab. Sampang, juara ketiga diraih Kab. Lumajang,
dan juara keempat diraih Kota Kediri. Sedangkan untuk perlombaan terompah
panjang juara dua diraih oleh Kab. Blitar, juara ketiga diraih Kota Batu, dan
juara keempat Kab. Nganjuk. Untuk juara kedua pada tiap lomba mendapat uang
pembinaan sebesar Rp. 4,5 juta, juara ketiga Rp. 4 juta, dan juara keempat Rp.
3,5 juta, masing-masing disertai trophy.
Hadiah diserahkan
secara langsung oleh Ketua Pengprov Perwosi Jatim Dra. Hj. Fatma Saifullah
Yusuf. “Dalam tiap perlombaan pasti ada yang menang dan ada yang kalah, ini
adalah hal yang biasa. Yang terpenting sekali lagi adalah persatuan antara
kita,” tegas Fatma.  (Humas/yit/dwi/dikky)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -





Most Popular